Terkena “Savage”, Petani Lampung Tetap Tangguh

Share :

ragamlampung.com – Meminjam istilah kekinian yang terdapat dalam game online mobil legend, Rahmat Mirzani Djausal menyebut kondisi petani Lampung terkena pukulan bertubi-tubi.

Menurutnya, harga komoditas dunia menurun, meningkatnya impor hasil pertanian, tingginya biaya operasional seperti pupuk dan sewa mesin dan juga naiknya harga dolar yang menyebabkan bahan pokok naik.

“Petani Lampung kena “Savage”,” kata Rahmat Mirzani Djausal dalam acara dialog “ngopi bersama KAMMI” Rabu, 19 September 2018 di kafe nongkrong.

ketua HKTI LAMPUNG ini mengatakan Pemerintah harus segera melakukan tindakan-tindakan yang berpihak kepada petani untuk mengantisipasi hal-hal tersebut.  Apabila ini dibiarkan bukan tidak mungkikn akan menyebabkan sector bisnis yang lain terkena imbas, hampir 70 persen masyarakat lampung bergerak di bidang pertanian dan turunannnya.

Keberpihakan pemerintah terhadap petani dan pengusaha kecil sangat di perlukan saat ini, terutama insentif untuk UKM UKM dan intervensi terhadap harga pertanian.

Adapun solusi yang ditawarkan Rahmat Mirzani kepada mahasiswa adalah belajar kewirausahaan sejak dari mahasiswa, dimana setelah lulus bisa menjadi pengusaha bukan sebagai pegawai perusahaan sehingga tidak tergantung kepada perusahaan perusahaan asing dan memperluas lapangan kerja,sehingga daerah mempunyai ketahanan terhadap kondisi fluktuasi global.

“Dan disinilah peran serta semua pihak untuk meningkatkan dan melindungi usaha usaha masyarakat,” paparnya dihadapan ratusan mahasiswa.

Sementara DR.Nairobi, SE, MSi mengatakan bahwa, kebijakan-kebijakan telah dilakukan pemerintah diantaranya mengeluarkan paket-paket ekonomi yang sudah ditetapkan, tetapi tidak terasa efektifitasnya untuk mengatasi hal ini, karena tekanan ekonomi global memang sangat besar. Solusi DR.Nairobi, bagaimana pemerintah meningkatkan sector pariwisata yang ada di Lampung untuk menarik devisa dengan cepat dari turis turis.

Sementara dari mahasiswa berujar akan tetap menjadi kritis dan berharap mendapatkan solusi solusi yang cerdas dari stakeholder di Lampung dalam melewati fluktuasi dollar. Imbas kenaikan dollar sangat terasa sekali dampaknya bagi mereka karena sebagian besar orang tua mahasiswa adalah petani.(robi/ask)

Share :