Anies Baswedan Dapat Gelar Tuan Penata Negara dari Masyarakat Adat Lampung

Share :

ragamlampung.com – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, diberi gelar adat ‘Tuan Penata Negara’ oleh masyarakat adat Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampung saat kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Tubaba, Minggu (8/5/2022).

Bupati Tulang Bawang Barat, Umar Ahmad, menyebut Anies sudah tiga kali berkunjung ke wilayahnya. Kedatangan Anies kali ini ke Tulang Bawang Barat adalah kunjungan balasan.

“Pak Anies itu yang ketiga kalinya ke Tulang Bawang Barat. Tahun 2010 waktu Indonesia Mengajar, kemudian 2015 waktu Menteri Pendidikan, terus tahun 2021 atau 2020, kita pernah beberapa kali dapat hibah, barang-barang yang tidak dipakai di DKI dibantu ke Tubaba. Waktu itu kita diundang ke pemerintah DKI, ke Balai Kota. Kemudian kunjungan beliau balasan ke sini,” kata Umar.

Umar menjelaskan, Anies pertama kali berkunjung ke Tubaba saat dirinya masih menjabat sebagai Ketua DPRD setempat.

Baru kemudian saat kunjungan Anies pada 2015, Umar sudah menjabat sebagai Bupati Tubaba.

“Saya waktu 2010 masih Ketua DPRD. 2015 sudah jadi bupati, terus beliau jadi Mendikbud,” ucapnya.

Selain itu, Umar juga memaparkan alasan pemberian gelar Tuan Penata Negara kepada Anies.

Dia menuturkan, gelar Tuan Penata Negara merupakan pemberian masyarakat adat Tubaba yang bernama Megow Pak.

Umar menyebut orang yang diberi gelar adalah mereka yang dianggap telah berbuat baik kepada masyarakat adat Megow Pak.

Hibah dari Pemprov DKI menjadi salah satu perbuatan Anies yang dianggap baik.

“Dikasih gelar Tuan Penata Negara oleh federasi adat Megow Pak Tubaba, dari masyarakat adat. Ya kita berpikir kan orang sudah berbuat baik itu nggak ada balasannya ke mereka kecuali kebaikan lagi,” kata Umar.

Umar menjelaskan pemberian gelar Tuan Penata Negara kepada Anies adalah hasil musyawarah masyarakat adat Megow Pak.

Frasa ‘Tuan’ merupakan gelar kehormatan tertinggi yang diberikan masyarakat adat Megow Pak.

“Kemarin disepakati, kalau gelar tertinggi di dalam masyarakat adat Lampung itu gelarnya Sultan. Tapi di dalam federasi adat Megow Pak Tubaba, di dalam musyawarah, Bepung namanya, dalam Bepung kemarin, musyawarah, memutuskan Tuan itu adalah gelar kehormatan tertinggi yang diberikan kepada seseorang,” papar Umar.

“Jadi, kalau di Kerajaan Inggris mungkin Sir. Jadi Tuannya diberikan oleh masyarakat adat, karena kebetulan Pak Anies lagi bertugas sebagai Gubernur DKI, diberilah gelar Penata Negara. Tuan itu memang gelar masyarakat adat Lampung juga. Tapi secara spesifik Tuan ini gelar kehormatan tertinggi dalam masyarakat adat Tubaba ini,” imbuhnya.

Kunjungan Anies digelar mulai pukul 10.00 WIB di Islamic Center Tubaba. Selepas acara pemberian gelar, Anies juga sempat menebar benih ikan dan menanam pohon di kawasan kota.

“Acara tadi pagi pukul 10.00 WIB. (Setelah itu) dia nebar ikan, kebetulan kan acara di Islamic Center, di masjid, dia menebar ikan, sama tanam pohon di kawasan kota,” jelas Umar.

Umar Ahmad mengaku tak memiliki hubungan istimewa dengan Anies. Umar menyebut komunikasinya dengan Anies hanya melalui protokoler.

“Nggak (sering komunikasi) juga sih. Hubungan melalui protokol saja,” kata Umar.

Politikus PDIP itu menyebut kunjungan dan pemberian gelar Tuan Penata Negara hanya sebatas balasan atas kebaikan Anies.

Terlebih, Umar menyebut masa jabatan sebagai Bupati Tubaba akan berakhir pada 22 Mei ini.

“Kita tolong menolong dalam kebaikan juga ya, apalagi saya sudah mau (selesai menjabat bupati Tubaba), secara pribadi ya, kita ini, saya tanggal 22 Mei (purnatugas),” ujar Umar. (askur)

Share :