ragamlampung.com — Banjir yang menyebabkan kerusakan di sejumlah wilayah di Peru akibat fenomena El Nino, mengharuskan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggalnya. Ribuan orang juga harus ditempatkan di pengungsian sementara, dan korban yang meninggal mencapai 78 orang. Di ibukota Peru, Lima, tercatat enam orang meninggal.
Fenomena El Nino di negara itu menyebabkan temperatur permukaan air Samudra Pasifik naik menjadi 29 derajat Celsius, sehingga terjadi penguapan besar dan belakangan uap air itu berubah jadi hujan lebat dan memicu tanah longsor.
Pusat Operasi Darurat Nasional melaporkan, Selasa (21/3/2017), permukaan air sejumlah sungai terus naik dan mencapai batas waspada. Di Piura, bagian barat-laut negeri itu, permukaan air Sungai Tambo dan Chira mengalir dahsyat mencapai 1.710 meter kubik per detik.
Seperti dilaporkan kantor berita Xinhua, Rabu (22/3/2017), pemerintah setempat sudah memulai upaya pembangunan kembali jalan raya yang rusak. Ada sekitar 1.100 kilometer jalan rusak. Sebanyak 33 ruas jalan raya masih ditutup, terhalang atau hanya dibuka sebagian, dan lebih dari 160 jembatan ambruk.
Bantuan kemanusiaan dari negara tetangga mulai mengalir, seperti dari Kolombia, Chile, dan Ekuador. Pengungsi kini menghadapi kesulitan mendapatkan air bersih. (ar)
Leave a Reply