ragamlampung.com — Perlakuan tidak semestinya dialami seorang perempuan yang menggunakan hijab, salah satu keharusan perempuan Islam. Aghnia Adzkia, mahasiswi asal Indonesia dipaksa melepaskan penutup auratnya ketika pemeriksaan di Bandara Roma Ciampino, Italia, Minggu (9/4/2017).
Entah apa apalasan petugas harus bertindak seperti itu, padahal ia sudah melewati metal detektor dan tidak ada kejanggalan, tapi tetap dipaksa ke ruang pemeriksaan.
Ia bahkan dibentak seorang petugas wanita di bandara itu karena dinilai tidak aman jika masih menggunakan hijab. “Karena anda tidak aman. Anda bisa menyembunyikan sesuatu di rambut anda. Jika Anda tidak membukanya, kami tidak akan tahu apa yang ada di dalam jilbab tersebut, oke? Anda tidak aman.”
Dikutip dari Facebook Aghnia, Rabu (12/4/2018), ia sedang menempuh studi master Digital Journalism di Goldsmiths, University of London. Saat itu ia usai berlibur di Italia selama lima hari dan hendak kembali ke London.
Ia menuturkan, pertamakali yang meminta hijab dibuka adalah petugas pria. Namun, Aghnia menolak tegas karena tidak ada peraturan seperti itu. Mirisnya lagi, ia terus dipaksa bahkan pemeriksaan dilakukan di toilet perempuan.
“Saya berargumen dengan petugas perempuan tentang undang-undang dan ia menunjukkan surat dalam bahasa Italia, yang tidak saya pahami. Bukannya menerjemahkan surat, ia bersikeras memeriksa saya di toilet,” katanya.
Petugas juga menolak permintaannya untuk menghubungi salah seorang teman untuk dimintai tolong menerjemahkan tulisan tersebut. Aghnia akhirnya memutuskan tidak meneruskan penerbangan ke London karena sudah terlambat.
Dia akhirnya memilih pulang ke London dengan penerbangan sore dari bandara Fiumicino dan juga diminta melepas hijabnya. “Buat saya, ini bukan soal saya menunjukkan kepala atau rambut saya (sekalipun itu di depan perempuan). Lebih dari sekadar itu: ini tentang hak dan martabat manusia,” kata Aghnia. (ar)
Leave a Reply