ragamlampung.com — Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto gusar ketika wartawan media asing menanyakan tentang Front Pembela Islam (FPI) dan kemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uni di Pilkada DKI Jakarta. Media asing jika meliput pemilihan umum selalu satu frame yakni garis keras Islam.
“Anda, sebagai orang asing, Anda datang ke sini dan bertanya kepada orang Indonesia, mengapa Anda mengunjungi seorang garis keras?” Kata Prabowo yang terlihat gusar saat wartawan Fairfak Media menanyakan tentang FPI, dilansir dari The Sidney Morning Herald, Minggu (7/5/2017).
Suaranya naik: “Begini, ini pers Barat, Anda datang ke sini dan Anda hanya bertanya kepada saya tentang FPI. Anda tidak bertanya kepada saya: ‘Apakah ada korupsi di Indonesia?’ … Anda tidak bertanya kepada saya: ‘Apakah orang cukup makan?’.
“Seakan kalian ingin membingkai bahwa Anies dan Sandi menang (Pilgub Jakarta) karena FPI, media Barat meliput pemilihan hanya satu frame saja, selalu garis keras, garis keras (Islam).” Prabowo mengatakan, Indonesia adalah negara besar, FPI adalah fakta kehidupan. Organisasi itu memiliki banyak anggota, tapi beberapa orang menganggap mereka garis keras.
“Siapa hakim yang mengatakan garis keras atau moderat atau ekstrem atau radikal. Saya pikir orang bisa berevolusi, organisasi bisa berkembang. Jika Anda tidak membawa mereka ke dalam proses politik, apa yang Anda lakukan? Anda ingin mengarahkan mereka ke langkah-langkah ekstrajudisial?”
Ia mengatakan, Anies dan Sandiaga saat Pilkada Jakarta berkampanye tentang kemiskinan dan ketidaksetaraan. Mereka menentang penggusuran paksa yang dilakukan Gubernur petahana Ahok. Anies dan Sandiaga menjanjikan skema perumahan dengan bayaran nol dan berjanji menghentikan reklamasi Teluk Jakarta, dengan mengatakan bahwa hal itu merugikan orang-orang yang tinggal di sekitar teluk.
“Karena, jika kita memiliki ketidakadilan, ketidakadilan ekonomi, kemiskinan massal, menurut Anda siapa yang akan menang?” Tanya Prabowo. “Ini akan menjadi ekstremis, radikal, demagog.” (ar)
Leave a Reply