ragamlampung.com — Dampak anjloknya harga karet juga dirasakan petani Kabupaten Mesuji. Saat ini harga karet anjlok dari Rp10 ribu/kg hanya Rp6.000/kg, padahal empat tahun lalu mencapai Rp25 ribu/kg. Kondisi ini meyebabkan ekonomi di kabupaten itu lesu dan banyak petani karet nyaris bangkrut.
“Dalam sebulan, kami hanya dapat penghasilan Rp2 juta per hektare, itu belum dipotong biaya perawatan. Kami mulai kesulitan karena banyaknya kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi,” kata Kunang (29), petani karet di Desa Simpang Mesuji, Kecamatan Simpang Pematang, Selasa (9/5/2017). Dalam satu hektare dapat menghasilkan 150 kilogram getah karet per 13 hari.
Sarwan (42), pengepul getah karet di Desa Simpang Mesuji, kini harga karet tak menentu. Dalam sepekan dapat berubah harga hingga tiga kali. “Harga mengikuti ketentuan perusahaan,” katanya.
Para padagang di pasar Kabupaten Mesuji juga merasakan dampak penurunan harga itu. Pedagang pakaian Pasar Brabasan, Kecamatan Tanjung Raya, Yuli, mengatakan, tiga tahun terakhir ini penjualan menurun drastis.
“Mayoritas petani di kabupaten itu mengandalkan karet, jadi berdampak besar bagi pedagang,” katanya. (ar)
Leave a Reply