ragamlampung.com — Hasil panen petani padi di Kabupaten Tulangbawang Barat musim tanam kedua (gadu) menurun dibandingkan pada musim tanam pertama (rendeng). Penyebabnya, serangan hama tikus dan wereng merajalela, bahkan di beberapa tempat mengakibatkan gagal panen.
Kardi (43), petani di Kecamatan Tulangbawang Udik mengatakan, serangan hama ini jika terlambat mengatasinya, mengakibatkan gagal panen.
“Masih untung tidak habis semua digasak tikus dan hama lainnya. Tapi, panen menurun. Saat rendeng bisa dapat 35 karung, gadu ini sudah bagus dapat 20-25 karung,” katanya, Minggu (9/7/2017).
Petani berharap pemerintah mengendalikan dan menjaga stabilitas harga gabah hasil panen saat musim gadu ini. Sehingga petani tidak terpuruk.
Harga gabah basah di tingkat petani biasanya anjlok hingga 10-15 persen dari harga awal panen. Harga anjlok bukan hal baru bagi petani. “Kami berharap musim gadu ini harga gabah meningkat lagi, dan paling tidak harganya stabil,” kata petani lainnya.
Di wilayah sentral sawaha irigasi di Kecamatan Tulangbawang Tengah, Tulangbawang Udik, dan Tumijajar, panen dimulai sejak akhir Juni lalu. Akhir bulan Agustus diperkirakan puncak masa panen. Harga gabah basah paling tinggi Rp4.000/kg, sedangkan harga beras di atas Rp8.500/kg. (ar)
Leave a Reply