ragamlampung.com — Orang yang biasa berjalan kaki santai dan pelan menjadi masalah besar dan menyebalkan. Dan ternyata, tipe orang seperti ini bisa bermasalah bagi dirinya sendiri. Mereka yang terbiasa melakukannya mungkin akan lebih cepat menghadapi kematian dini.
Penelitian baru dari Universitas Leicester menunjukkan bahwa cara berjalan lambat bisa memprediksi risiko kematian akibat penyakit jantung di usia muda. Penelitian ini menggunakan data 420.727 orang, menganalisis kecepatan jalan mereka dan mengikuti mereka selama periode enam tahun untuk menilai tingkat kematiannya.
Studi menemukan bahwa mereka yang biasa berjalan kaki lambat ditemukan berada di antara 1,8 dan 2,4 kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung selama periode enam tahun dibandingkan pejalan kaki yang cepat.
Periset percaya hal ini karena orang yang berjalan santai cenderung berolahraga lebih banyak, secara fisik lebih bugar, dan karena itu lebih terlindungi dari tekanan darah tinggi, obesitas, dan ketidakaktifan, yang semuanya penyebab penyakit jantung.
Temuan ini diterapkan pada pria dan wanita, dan tetap berlaku bahkan setelah peneliti menyesuaikan faktor risiko seperti merokok, dan diet.
Para periset bahkan menemukan bahwa orang dewasa dengan BMI rendah memiliki risiko paling tinggi berjalan perlahan, menunjukkan bahwa kecepatan jalan benar-benar sangat penting – mendukung temuan sebelumnya dari MIT.
“Ini menunjukkan bahwa kecepatan berjalan biasa adalah prediktor independen tentang kematian akibat jantung,” kata pemimpin riset Profesor Tom Yates, dikutip dari Metro, Jumat (8/9/2017).
Profesor Yates merekomendasikan agar pejalan kaki yang lamban mengimbangi kesehatannya dengan intervensi latihan fisik yang bisa menurunkan risiko kematian dini. (ar)
Leave a Reply