ragamlampung.com — Ibukota Indonesia, Jakarta, diperkirakan tenggelam lebih cepat dibandingan kota lain di dunia. Pemerintah membuat proyek ambisius membangun tembok raksasa untuk mencegah laut. Namun, pakar air menilai langkah itu tidak cukup untuk mengatasi penurunan tanah.
Para ahli Jepang mengatakan, daerah utara Jakarta diperkirakan tenggelam sedalam 4 meter dalam 40 tahun terakhir. Di beberapa titik tanah turun 20 sentimeter per tahun.
Sebanyak 10 juta penduduk di Jakarta rentan terkena banjir pasang surut dan musiman. Sejak tahun 2013, banjir mulai mencapai 2 meter.
Dilansir dari Reuters, Kamis (14/9/2017), kerentanan Jakarta terhadap banjir diperburuk pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan perubahan penggunaan lahan. Para ahli setuju bahwa ekstraksi air tanah untuk minum dan penggunaan lahan untuk komersial bertanggung jawab atas penurunan tanah.
Belanda, yang dianggap sebagai penguasa terdepan dalam konsep “hidup dengan air”, meminjamkan keahlian mereka melalui rencana pencegahan banjir yang melibatkan dinding laut raksasa yang akan menutup Teluk Jakarta. Anggaran menghabiskan hingga 40 miliar dolar AS.
Kritikus berpendapat program National Integrated Integrated Coastal Development (NCICD) tidak membahas penurunan tanah – alasan yang mendasari terjadinya banjir. (ar)