ragamlampung.com — Wabah udara mematikan di Afrika telah memicu peringatan di sembilan negara. Lebih dari 1.300 kasus terjadi di Madagaskar, dan kini mewabah ke negara-negara tetangganya.
Dua pertiga warga Madagaskar dicurigai menderita pneumonia, wabah paling mematikan dan paling cepat di dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, penyakit mematikan ini disebabkan bakteri yang sama yang membunuh setidaknya 50 juta orang di Eropa tahun 1300-an. Namun, bentuk mematikan yang kini menyebar berbeda dibandingkan sejarah wabah Black Death. Pneumonic bisa menyebar melalui batuk dan bisa membunuh manusia dalam waktu 24 jam.
Dikutip dari Daily Mail, Rabu (1/11/2017), wabah ini bergerak cepat, beberapa hotspot liburan berisiko terkena epidemi, termasuk Seychelles, Afrika Selatan, dan La Reunion. Mozambik, Tanzania, Kenya, Ethiopia, Comoros, dan Mauritius adalah enam negara lain yang mendapat peringatan tinggi.
Dilaporkan sebanyak 50 pekerja asing termasuk di antara orang-orang yang terinfeksi. WHO di Afrika menyatakan, 93 orang mati akiba penyakit ini.
Risiko penyebaran penyakit ini tinggi di tingkat nasional. Ini hanyalah awal dari wabah. Ia bisa mencapai Eropa dan menimbulkan malapetaka,” kata seorang pejabat WHO.
Pernyataan tersebut mempertanyakan angka PBB yang dikeluarkan pekan lalu yang memperingatkan bahwa wabah telah menginfeksi kurang dari 1.200 orang.
WHO mengaku wabah tersebut berpusat di kota-kota, termasuk ibu kota Madagaskar, Antananarivo. (ar)
Leave a Reply