ragamlampung.com — Pemerintah Arab Saudi menangkap 11 pangeran, empat pejabat, dan puluhan mantan pejabat, sebagai bagian dari penyelidikan anti-korupsi yang dikendalikan putra mahkota, Mohammad bin Salman.
Salah satu pangeran yang ditangkap itu adalah miliarder Pangeran Alwaleed bin Talal, Ia memiliki banyak perusahaan.
Seorang pejabat keamanan tertinggi, Pangeran Miteb bin Abdullah, ditahan dan diganti dari jabatannya sebagai menteri Garda Nasional oleh Pangeran Khaled bin Ayyaf, yang mengkonsolidasikan kontrol Pangeran Mohammed terhadap institusi keamanan yang sebelumnya dipimpin cabang-cabang terpisah dari keluarga penguasa.
Dikutip dari Reuters, Minggu (5/11/2017), berita tentang pembersihan tersebut terjadi setelah Raja Salman memutuskan pembentukan komite anti-korupsi baru yang dipimpin Pangeran Mohammed, anak laki-lakinya yang berusia 32 tahun, yang dengan cepat mengumpulkan kekuatan sejak bangkit dari ketidakjelasan kurang dari tiga tahun yang lalu.
Sejumlah pengamat menilai, penyelidikan korupsi itu menargetkan anggota kunci keluarga kerajaan, dan sebuah demonstrasi kekuatan pangeran mahkota, bertujuan menghapus oposisi potensial saat dia nanti menjalankan agenda reformasinya.
“Tindakan keras yang paling baru dipecahkan dengan tradisi konsensus di dalam keluarga yang berkuasa setara dengan kasus Kremlin saat Uni Soviet,” tulis James Dorsey, pengamat dari Singapore S Rajaratnam School of International Studies.
Seorang ekonom di sebuah bank yang menolak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada orang di Arab Saudi yang percaya korupsi adalah akar dari pembersihan tersebut. “Ini tentang mengkonsolidasikan kekuatan,” katanya.
Kristian Coates Ulrichsen, peneliti James A Baker III Institute for Public Policy di Rice University, mengatakan kepada Associated Press bahwa penangkapan tersebut dirancang untuk lebih memperlancar suksesi pangeran mahkota. (ar)
Leave a Reply