ragamlampung.com — Elpiji 3 Kg atau gas melon yang diperuntukan bagi warga miskin mulai sulit dicari sejak sepekan terakhir di beberapa wilayah di kota Bandarlampung. Meski ada toko atau warung menjualnya, namun stok tak banyak dan harganya mencapai Rp20 ribu per tabung. Padahal, harga resmi Rp16.500 per tabung.
Keterangan yang didapat, Selasa (28/11/2017), pasokan dari distributor ke pangkalan sebanyak tiga kali dalam sepekan. Tapi, tiap pasokan tiba dalam sekejap barang habis. Diduga karena ada pembeli kalangan industri rumah tangga.
Untuk mendapatkan elpiji, warga terpaksa harus mencari ke berbagai tempat, sehingga mereka harus menambah biaya dan berpayah lagi dengan mengorbankan waktunya.
“Sekarang carinya susah setengah mati, kalo elpiji 12 atau lima kilogram banyak dijual. Tapi, kami tak cukup beli ukuran itu,” kata seorang ibu rumah tangga, warga Kemiling, Bandarlampung.
Menanggapi kejadian itu termasuk indikasi salah sasaran, Pertamina Lampung mengancam menindak pangkalan dan pengecer yang membandel.
Sales Executive LPG Lampung Widhi Hidayat mengatakan, sanksi mulai peringatan sampai pencabutan izin usaha disiapkan bagi agen atau pangkalan elpiji yang tidak menjual elpiji sesuai peruntukannya.
Ia menegaskan, bukti ancaman itu tidak main-main sudah dibuktikan, dalam sepekan ini ada empat pangkalan elpiji dicabut izinnya, (ar)
Leave a Reply