ragamlampung.com — Seorang mantan eksekutif Facebook merasa bersalah luar biasa atas karyanya di media sosial (medsos) yang telah menghancurkan struktur sosial masyarakat. Chamath Palihapitiya merupakan wakil presiden untuk pertumbuhan pengguna Facebook. Dia meninggalkan perusahaan itu tahun 2011.
“Umpan balik di media sosial seperti dopamin jangka pendek yang telah kami ciptakan. Ini telah menghancurkan masyarakat bekerja. Tidak ada lagi wacana sipil, tidak ada kerja sama, misinformasi, dan ketidakpercayaan,” katanya.
Pernyataannya disampaikan pada sebuah acara di Stanford Business School pada bulan November 2017, dan muncul oleh situs teknologi The Verge, Senin (11/12/2017).
“Ini bukan soal iklan Rusia. Ini adalah masalah global mengikis fondasi inti bagaimana orang berperilaku satu sama lainnya,” katanya, seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (13/12/2017).
Komentar Palihapitiya dibuat sehari setelah presiden Facebook, Sean Parker mengkritik cara perusahaan mengeksploitasi kerentanan psikologi manusia dengan menciptakan umpan balik validasi sosial.
Parker mengaku dia penentang penggunaan media sosial, sebuah sikap yang digaungkan Palihapitaya. Semula Palihapitaya berharap menggunakan uang yang dia hasilkan di Facebook untuk melakukan kebaikan di dunia.
“Saya tidak bisa mengendalikan mereka,” kata Palihapitaya tentang mantan pimpinnya.
Perusahaan media sosial kini menghadapi pengawasan ketat karena para kritikus menghubungkan pertumbuhan divisi politik di seluruh dunia ke beberapa platform yang mendominasi wacana online.
Banyak pengamat menghubungkan media sosial dengan hasil pemilihan presiden AS tahun 2016 dan referendum Brexit.
Facebook juga menghadapi kritik signifikan atas perannya propaganda anti-Rohingya di Myanmar, di tengah dugaan pembersihan etnis minoritas Muslim. (ar)
Leave a Reply