ragamlampung.com – Gadget ibarat dua sisi mata pedang.
Satu sisi menimbulkan sisi positif, dampak negatif pun banyak ditimbulkan oleh gadget. Terlebih bila gadget sudah menguasai anak – anak secara bebas.
Psikolog Universitas Padjajaran, Prof Dr Sawitri Supardi Sadarjoen menyebut dibutuhkan pendampingan agar anak tidak sampai kecanduan gadget.
“Kalau anak sudah kecanduan gadget, ini masalah krusial bagi kita semua dan tak hanya di Lampung,” kata Prof Dr Sawitri Supardi Sadarjoen di sela-sela Seminar Nasional Asosiasi Psikologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (APSI PTM) se-Indonesia, di Hotel Emersia Bandarlampung, Selasa lalu, (13/11/2018).
Sisi positif, lanjutnya, seperti bisa mengakses informasi dan lebih mudah berkomunikasi dengan keluarga, namun penggunaan gadget tak lepas dari efek negatifnya juga.
“Efek negatif dari gadget itu terjadi karena kita tak bisa menutup info-info yang tak tepat untuk anak-anak di bawah umur,” ujar Prof. Sawitri.
Dia menambahkan, bagi anak dewasa yang sudah memiliki kematangan emosi, mungkin masih dapat menilai dan memilah informasi yang diterima. Yang dikhawatirkan ialah bagi anak yang masih belum punya kematangan emosi.
Orang tua harus mendampingi anak dalam penggunaan gadget. Saat ini umumnya anak terlalu dini memiliki gadget. Ada sebagian orang tua yang membuat anaknya fokus pada gadget agar orang tua bisa lakukan hal lain.
“Kalau anak sudah kecanduan gadget, ini masalah krusial bagi kita semua yang tak hanya terjadi di Lampung namun merata di seluruh nusantara,” ungkapnya.
Cara mengantisipasi agar anak tidak kecanduan gadget, orang tua harus melakukan pendampingan secara terus menerus.
“Kalau tidak, anak akan kecanduan. Kecanduan gadget hampir sama dengan adiksi terhadap obat, tak bisa lepas,” ucapnya.
Selain orang tua, kata Sawitri, para pendidik di sekolah juga memiliki peran dalam mencegah terjadinya adiksi pada gadget.(key)
Leave a Reply