ragamlampung.com — Pangkalan ojek Jalan Karbela Timur, Kelurahan Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, memang tak biasa. Penyebabnya, ada papan berisi kutipan kocak ‘Kubilan’, kependekan ‘Kuliah Sambil Berjalan.
Papan nama pangkalan ojek itu terpasang bukan tanpa sebab. Para ‘mahasiswanya’ memang belajar sambil jalan.
Si penulis pesan-pesan kocak itu adalah Rio Dwi Warso. Pria berusia 48 tahun itu oleh kawan pengojeknya dipanggil Dosen.
Rio bercerita mengenai awal mula dia membuat papan Kubilan itu. Papan itu awalnya dimaksudkan sebagai media curahan isi hati. Berbekal bahan tak terduga, Rio membuat papan itu. “Bahannya dari papan triplek bekas ucapan belasungkawa,” ucap Rio, Rabu (19/10/2016).
Dengan triplek bekas dan arang, dia menulis pesan bernada kocak pada 2010-an. Tetapi, kata dia, lama kelamaan papan itu dicat hitam dan ditulisi menggunakan kapur putih agar mudah dihapus.
Setiap harinya, dia kerap menuliskan kalimat-kalimat lucu. Misalnya, ‘orang bijak taat pajak, orang jahat korupsi pajak, orang gila nggak diajak’, ‘ingat sakit cinta tak ditanggung BPJS, atau ‘sedia kamu sebelum hujan, biar nggak…kedinginan’.
Hari ini, Kubilan masih berisi pesan tiga hari lalu. Pesan itu yaitu, ‘gue ga ngiler tahta, harta, dan wanita, tapi karena tidur miring’. “Karena kapurnya lagi habis,” ucap dia berseloroh.
Dia mengaku kerap mendapat inspirasi dari obrolan-obrolan santai dan internet. Dari kata-kata itu dia mencoba mengolah agar bernada humor.
Pria yang sehari-hari beraktivitas sebagai pengemudi ojek itu kemudian merangkum kata-kata agar menjadi lucu. Misalnya saja, ‘berakit-rakit ke hulu berenang kemudian, mantan sudah ke penghulu, gue masih sendirian’.
Tak jarang dia mengabadikan momen pasangan kekasih yang terlihat sedang bertengkar di pinggir jalan. Karena melihat kejadian itu, dia kemudian menulis, ‘jangan menangis karena putus cinta, masih banyak yang lain karena dunia tak selebar lingkaran kolor’.
“Saya ibaratnya kan cuma pengen buat orang seneng,” ucap dia tertawa. Rio mengaku tak mempersoalkan biaya yang dihabiskan untuk membeli kapur. Sebab, kata dia, hobinya mencurahkan kata-kata kocak itu hanya mengejar kepuasan batin. “Kepuasan hati susah dibeli, kalau banyak duit hati nggak puas, ya kayak orang bingung,” ucap dia.
Tak sebatas kata-kata humor semata, di hari Jumat, dia juga kerap menulis pesan-pesan moral. Dia memberi tema di hari Jumat dengan ‘Buletin Jumat’.
Jumat pekan lalu misalnya, dia menulis, ‘orang sabar itu kuburannya lebar, ber-ac ada wifi, kamar mandinya di dalem’. “Kata-kata itu lucu, tapi dalem sampai orang pengen baca lagi,” kata dia.
Karena kreativitasnya itu, banyak pengendara yang melintasi jalanan belakang apartemen Skyline Building itu berhenti. Alasannya remeh, sekadar memotret atau memaknai pesan itu.
Meski begitu, hobi menuliskan pesan-pesan humor itu terkadang harus kosong. Sebab, dalam dua bulan sekali dia harus mengunjungi anak istrinya yang tinggal di Magetan, Jawa Timur.
Tetapi, pria asli Setiabudi itu tak ingin membiarkan papan Kubilan kosong. Selama dua minggu berlibur, dia menulis, ‘Dosen Cuti!’. (dream/ar)
Leave a Reply