ragamlampung.com — Genap berusia 13 tahun pada 10 November 2016, maskapai Sriwijaya Air siap menjadi perusahaan terbuka melalui mekanisme penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) pada Maret 2017. Bahkan, CEO dan Presiden Sriwijaya Air Chandra Lie mengaku ada maskapai asing yang menyatakan minatnya.
Memasuki usia yang baru, Sriwijaya Air akan fokus terhadap beberapa rencana kerja perusahaan. Di antaranya go public dengan melepas 25 persen saham, mendatangkan pesawat wide body untuk ekspansi ke Jeddah maupun rute internasional lainnya dan hijrah ke kantor baru di kawasan Cengkareng Business City.
Melalui IPO ini, perseroan juga berencana melakukan ekspansi ke beberapa rute penerbangan, baik domestik maupun internasional.
Untuk ekspansi rute, Sriwijaya Air akan fokus pada rute-rute potensial di Asia Pasifik. Ekspansi rute ini dipersiapkan dengan diraihnya sertifikasi BARS (Basic Aviation Risk Standard).
“Sudah banyak dari pihak Jepang, Korea, Hongkong, Taiwan bertemu dengan kami, tapi karena jumlah maskapai yang terbatas, jadi belum dulu,” ujar Chandra, Rabu (9/11/2016).
Dalam waktu dekat juga Sriwijaya membuka rute Banyuwangi-Jakarta, Yogyakarta-Lampung, Denpasar-Bima-Lombok, Denpasar-Tambulaka, Yogyakarta-Palembang, Silangit-Batam, dan Silangit-Medan.
“Terjadi maupun tak terjadi IPO tahun 2017 saya harus memasukan 15 pesawat narrow body dan 2 pesawat wide body. Saat ini kan baru punya narrow body dan itu terbatas hanya 6,5 jam, kalau wide bisa belasan jam,” ujarnya.
Saat ini Sriwijaya Air Grup mengoperasikan 51 pesawat yang terdiri Boeing 737 900ER, 737 800NG, 737-300 dan 737-500. Hingga 2016, pihaknya telah memiliki 46 kota tujuan domestik dan 7 rute penerbangan regional. Untuk NAM Air 22 kota tujuan domestik dan 1 rute regional. (ar)
Leave a Reply