ragamlampung.com — Kota pelabuhan Haifa di Israel utara terbakar pada Kamis pekan lalu. Kebakaran tersebut mengamuk di seluruh negeri selama tiga hari terakhir. Melahap hutan, rumah dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi.
Ketika ditanya berapa lama Haifa dikepung api, Walikota Yona Yahav mengatakan, ” Pertanyaan itu seharusnya ditujukan kepada Tuhan.”
Sedangkan beberapa warga Palestina merayakan terbakarnya Israel ini di media sosial. Mereka menulis di Facebook dengan kata-kata, “Nikmati terbakarnya rumah-rumahmu, Zionis.”
Menurut para pejabat Israel, api berkobar karena hembusan angin kuat yang tidak biasa. Kobaran api semakin membesar juga oleh kondisi wilayah Haifa yang kering. Selain sebab yang tidak diketahui tersebut, para pejabat Israel menuduh kebakaran di seluruh kota juga dipicu oleh pembakaran dan kecerobohan.
Gilad Erdan, Menteri Keamanan Publik Israel, mengatakan kepada Army Radio, berdasarkan penyelidikan profesional hampir setengah kebakaran disebabkan oleh pembakaran.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga menyatakan kebakaran terjadi karena sebab ‘alami dan tidak alami’. “Kebakaran yang disebabkan oleh pembakaran atau hasutan untuk melakukan pembakaran adalah terorisme dalam arti yang sebenarnya, dan kami akan memperlakukannya seperti itu” .
Pernyataan para pejabat tinggi tersebut memicu kemarahan para pemimpin etnis Arab yang tinggal di Israel. Mereka ramai-ramai memprotes tuduhan luas bahwa nasionalis Palestina berada di balik kebakaran besar di Israel, karena wilayah mereka juga mengalami kebakaran.
Mereka mengutuk apa yang mereka anggap sebagai tuduhan tidak adil terhadap warga Arab Israel. Populasi etnis Arab di wilayah Israel sendiri mencapai lima persen dari total penduduk negara Yahudi tersebut.
Ahmad Tibi, seorang anggota parlemen Arab di Parlemen Israel, menulis di Twitter: ” Saya menelepon Yona Yahav. Rumah kita terbuka untuk para pengungsi. Sedih dan menyakitkan. Mari kita bergandengan tangan untuk mengatasi api dan mari kita juga memadamkan api dari hasutan.”
Untuk mengatasi kebakaran hebat di Haifa, Presiden Rusia Vladimir Putin yang bertemu Netanyahu pada Selasa pekan lalu berjanji mengirimkan dua pesawat pemadam kebakaran.
Selain Rusia, pesawat pemadam kebakaran dari Yunani dan Siprus sudah berada di Israel untuk melakukan tugasnya. Kementerian Luar Negeri dan Kepolisian Israel mengatakan bahwa bantuan juga datang dari Kroasia, Italia dan Turki.
Otoritas Palestina bahkan juga ikut membantu dengan mengirimkan truk-truk pemadam kebakaran.
Selain Haifa, kebakaran di Israel tahun ini juga melanda wilayah-wilayah lainnya, seperti Zikhron Yaaqov dan Nataf, sebuah desa di perbukitan di luar Yerusalem.
Kebakaran juga mengancam Talmon, sebuah pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang selama ini diduduki Israel. Dan pada Kamis malam polisi melaporkan kebakaran juga terjadi dekat Shuafat, lingkungan Palestina di Yerusalem Timur.
Kebakaran besar pertama kali melanda hutan di sekitar Neve Shalom, yang dikenal dalam bahasa Arab sebagai Wahat al-Salam atau Oasis of Peace. Wahat al-Salam adalah sebuah lingkungan kecil di mana orang-orang Yahudi dan Arab Israel hidup secara berdampingan.
Yang lainnya menggambarkan kebakaran tersebut sebagai balasan Tuhan karena Israel berniat meloloskan undang-undang yang melarang atau membatasi penggunaan pengeras suara di masjid dan rumah ibadah lainnya di seluruh Israel. Rancangan undang-undang itu mendapat dukungan kuat dari Netanyahu. (nyt/ar)
Leave a Reply