ragamlampung.com -– Kegempaan di Gunung Anak Krakatau (GAK) secara umum masih didominasi oleh gempa vulkanik dangkal, dan secara umum kegempaan masih fluktuasi. Pada Oktober 2016 tercatat 72 kejadian/hari, sedangkan pada November rata-rata tercatat 88 kejadian/hari.
“Berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukkan hampir seluruh tubuh GAK yang berdiameter sekitar 2 Km merupakan kawasan rawan bencana,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Ego Syahrial, Rabu (7/12/2016).
Karena itu, kata dia, hasil pengamatan dan analisis data visual maupun instrumental hingga minggu ketiga November 2016, tingkat aktivitas GAK berada di Level II (waspada).
“Sehubungan dengan status Level II ini, kami merekomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah GAK dalam radius 1 km dari bawah,” katanya.
Ia mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah pantai Banten maupun Lampung tetap tenang dan jangan memercayai isu-isu terjadinya erupsi yang berpotensi tsunami.
Syahrial mengatakan, GAK yang muncul 11 Juni 1927 hingga saat ini “tumbuh” membangun diri. Sampai dengan tahun 2011 mengalami erupsi lebih dari 100 kali, bersifat ekplosif maupun efusif, dengan waktu istirahat berkisar antara 1-6 tahun. (ar)
Leave a Reply