ragamlampung.com — Praktik prostitusi yang berjalan di rumah bordil di Pompeii, Italia, terungkap. Sebuah lukisan tua bernama Lupanar dari Pompeii menampilkan bagaimana bisnis haram itu dijalankan.
Rumah bordil yang terkenal di masa itu memiliki layanan sepuluh kamar. Rumah bordil tersebut populer di kalangan orang-orang Romawi sebelum akhirnya runtuh tahun 79 Masehi.
Lukisan di dinding tersebut menjadi daya tarik turis sejak pertama kali dibuka tahun 2006. Lukisan tersebut menunjukkan layanan senggama berkelompok maupun adegan tak senonoh lainnya.
Setiap satu dari sepuluh kamar yang tersedia di rumah bordil tersebut berisi tempat tidur batu yang ditutupi kasur. Meski di dalam lukisan tersebut adegan senggama ditampilkan menarik, namun menurut beberapa peneliti, kehidupan di rumah bordil tersebut sangat suram.
Beberapa peneliti percaya, pelacur di Pompeii adalah budak yang tidak terlatih dalam melakukan gerakan-gerakan persenggamaan.
Peneliti dari Western University Profesor Kelly Olson mengatakan muramnya kondisi di lokasi pelacuran tersebut. “Ruangan di lokasi tersebut sangat kecil, lembab, gelap dan tak nyaman,” kata Olson dilansir via The Sun.
Menurut Olson, prostitusi memang legal di Pompeii. Pria yang telah menikah dapat tidur dengan siapapun asalkan dengan perempuan yang belum menikah.
“Perempuan yang telah menikah tidak diperbolehkan melakukan hubungan seks dengan orang orang lain,” kata dia.
Pompeii merupakan kota Romawi kuno di dekat Naples di Italia. Namun, letusan Gunung Vesuvius tahun 79 Masehi menghancurkan dan mengubur sebagian besar kota tersebut. (ar)
Leave a Reply