ragamlampung.com — Kediaman Mbah Jainem yang berusia sekitar 70 tahun, hanya berupa sebuah gubuk berukuran 4×5 meter. Gubuk kecil itu terletak di Dusun Tapus RK 09 RT 01 Tiyuh Karta, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Mbah Jainem merupakan janda yang memiliki anak, Selamet (20), yang sejak lahir mengalami keterbelakangan mental. Pada Rabu (3/8) lalu, Selamet meninggal dunia, dan kini wanita tua itu hanya tinggal seorang sendiri. Kedua matanya yang mulai terganggu, sejak tahun 2012 didiagnosa penyakit katarak, ia hidup dengan berbagai keterbatasan.
Ia di gubuk berdindingkan geribik dan kala malam hari Mbah Jainem harus menikmati gelap gulita dan fatalisme karena ketidakmampuannya yang absolut. “Meski ia sering sakit-sakitan, tetap merawat anaknya yang mempunyai keterbelakangan mental,” ujar Supriyatun (35), warga setempat, Ahad (14/8/2016).
Warga sekitar kerap membantu Mbah Jainem, membantu ala kadarnya, seperti makanan dan kebutuhan ringan lainnya. Bantuan itu sangat terbatas karena tetangganya juga tidak memiliki penghasilan tetap. “Sekitar 20 tahun hidup sehari-harinya, Mbah Jainem hanya mengharapkan bantuan dàn uluran tangan dari tetangga. Bersama anaknya di rumah geribik, tiap malam tanpa lampu sehingga gelap gulita,” kata dia.
Penyakit katarak makin menggerogoti kesehatan Mbah Jainem sejak lima tahun lalu. Sementara, ia tidak mampu berobat, karena jangankan berobat untuk makan sehari-harinya saja mengharapkan belas kasihan dari tetangga.
“Lebih menyedihkan lagi di sekujur tubuh nenek banyak bintik-bintik bekas gigitan nyamuk. Waktu itu saya tanya mbah, kenapa badannya jadi bintik-bintik, mbah jawab setiap malam ia dikeroyok nyamuk banyak sekali. Hampir tidak bisa tidur tiap malam, kaki dan badannya nyaris bagaikan parut kelapa akibat bekas gigitan nyamuk,” ujarnya lagi.
Supriyatun bersama warga lainnya berharap uluran tangan para dermawan. Warga sekitar sudah banyak memberikan bantuan buat makan sehari-hari. Tapi Mbah Jainem butuh perawatan ekstra. Warga setempat tak bisa membantu lebih banyak, karena mereka sendiri hidup dalam keterbatasan. (ar)
Leave a Reply