ragamlampung.com – Salah satu mahasiswa Universitas Lampung (Unila) terpilih mendapatkan beasiswa Cargill Global Scholars. Seleksi sangat ketat karena harus bersaing dengan 700 mahasiswa lainnya, sementara yang terpilih hanya 10 mahasiswa.
Peraih beasiswa selain dari Unila, berasal dari berbagai universitas terkemuka, yaitu IPB (Bogor), Universitas Brawijaya (Malang), Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta), ITS (Surabaya), serta Universitas Hasanuddin (Makassar) dengan bidang studi pertanian, biologi, teknik elektro, teknik industri dan teknik mesin.
“Pada mahasiwa ini telah melewati seleksi dan memenuhi kriteria seperti nilai yang tinggi dan potensi kepemimpinan,” ujar Diana Kartika Jahja, Direktur IIEF, Kamis (15/9/2016).
Diana mengatakan, program beasiswa tersebut tidak sekadar memberi dukungan keuangan bagi mahasiswa berprestasi, tetapi juga menyediakan mentoring selama dua tahun masa beasiswa, seminar kepemimpinan nasional dan global yang biasanya diadakan di Minneapolis, USA. Itulah keunikan dan keunggulannya.
“Di dalam kegiatan-kegiatan itu mereka akan dipertemukan dengan para penerima beasiswa global lainnya untuk berinteraksi dan membentuk networking global. Mereka akan bertemu pemimpin-pemimpin level internasional dan berkesempatan melakukan presentasi yang sekaligus untuk mengenalkan Indonesia,” ujar Diana.
Adapun Cargill Global Scholars merupakan program beasiswa global yang diselenggarakan oleh Cargill. Tahun ini untuk kedua kalinya Indonesia terpilih sebagai negara peserta bersama lima negara lainnya yaitu Brazil, China, India, Rusia dan Amerika Serikat.
Arief Susanto, Corporate Affairs Director Cargill Indonesia, mengatakan tahun ini jumlah perguruan tinggi yang diundang untuk mengikuti program beasiswa sudah meningkat. Pihaknya menyediakan beasiswa senilai 2,500 dollar AS per orang per tahun sampai dengan dua tahun.
“Mereka akan diundang mengikuti seri latihan kepemimpinan dan peningkatan kapasistas yang didesain untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan melengkapi mereka dengan hal-hal yang diperlukan untuk menjadi pimpinan dan pengambil keputusan sesuai dengan bidangnya,” ujar Arief.
Pada tahun kedua program beasiswa, para penerima beasiswa itu akan bergabung dengan pelatihan kepemimpinan tingkat global. Di situlah mereka akan bertemu para penerima beasiswa dari negara lain.
“Di situlah kesempatan untuk terus memperkaya kapasitas dan memperluas jaringan,” kata Arief. (ar)
Leave a Reply