Guru di Lampung Utara, Nominator The Best Science Teacher Asia Tenggara

Syifahayu, guru SMPN 2 Hulu Sungkai, Kabupaten Lampung Utara
Share :
Syifahayu, guru SMPN 2 Hulu Sungkai, Kabupaten Lampung Utara
Syifahayu, guru SMPN 2 Hulu Sungkai, Kabupaten Lampung Utara

ragamlampung.com — Syifahayu, guru SMPN 2 Hulu Sungkai, Kabupaten Lampung Utara, terpilih menjadi nominator The Best Science Teacher tingkat Asia Tenggara.

Kompetisi ini terbilang sangat bergengsi karena digelar oleh organisasi Menteri Pendidikan se-Asia Tenggara atau The Southeast Asian Ministers of Educatioan Organization (SEAMEO) ini.

Syifahayu akan bersaing dengan 29 peserta dari delapan negara di Asia Tenggara untuk memperebutkan Ki Hajar Dewantara Award di Bandung pada 13 – 16 Oktober mendatang.

”Kabar gembira ini saya terima lewat email Senin malam kemarin. Dalam email yang dikirimkan oleh SEAMEO itu saya menjadi salah satu kandidat The Best Teacher Science,” kata Syifahayu, Rabu (5/10/2016).

Awalnya ia tak mengira akan terpilih karena saingannya mencapai 400 orang dan berasal dari seluruh negara di Asia Tenggara. Namun, dalam perjalanannya, ternyata karya tulisnya yang berjudul, “Inquiry-Based Integrated Science Education: Implementation of Local Content “Soil Washing” Project To Improve Junior High School Students’ Environmental Literacy (Penelitian berbasis sains terpadu : proyek penerapan lokal konten cuci tanah untuk meningkatkan kemampuan literasi di lingkungan SMP) mampu menjadi bagian dari 29 peserta yang lolos sebagai nominator The Best Science Teacher.

“Proses seleksinya secara online dan peserta diminta mengirimkan karya tulis inovatif dan aplikatif ke SEAMEO. Alhamdulillah, saya terpilih menjadi salah satu nominatornya,” kata ibu dua anak ini.

Karya tulis alumnus Universitas Muhammadiyah Metro itu berisikan pengajaran kepada siswa di sekolahnya tentang bagaimana mengatasi pencemaran terhadap tanah di lingkungan mereka melalui teknik cuci tanah. Penelitian formula dalam cuci tanah ini dilakukannya bersama-sama dengan anak didiknya.

Formula cuci tanah menggunakan larutan herbal hasil fermentasi dari belimbing wulung, kapur, mengkudu, daun sirih merah.

“Jika kelak mereka dewasa, mereka akan tahu bagaimana caranya untuk mengembalikan kesuburan tanah yang sudah tercemar. Itu yang ingin saya ajarkan kepada mereka,” tutur dia.

Syifahayu kini menempuh pendidikan S2 di Universitas Pendidikan Bandung. Ia juga pernah dinobatkan dinobatkan sebagai satu dari 250 pemenang karya tulis ilmiah dalam simposium guru dan tenaga kependidikan yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan November 2015.

Kepala Dinas Pendidikan Lampung Utara, Suwandi belum mendapat pemberitahuan resmi keberhasilan Syifahayu. Namun, ia akan mendukung sepenuhnya upaya yang dilakukan Syifahayu karena berdampak perkembangan dunia pendidikan di daerah itu.

“Upaya Ibu Syifa ini akan membawa harum nama Lampung Utara, kegiatannya memotivasi guru-guru lainnya meningkatkan kompetensinya,” katanya. (ar)

Share :