Dua Desa Berangsur Normal, Keluarga Korban Tolak Perdamaian

ilustrasi
Share :
ilustrasi
ilustrasi

ragamlampung.com — Suasana terakhir di Desa Sungai Buaya dan Sungai Sidang, Kabupaten Mesuji, berangsur normal dan kondusif, pasca-bentrok yang menyebabkan meninggalnya seorang warga. Eddi Irawan meninggal dunia Senin (17/10/2016) malam, setelah dirawat selama dua hari akibat luka tusuk di pinggangnya.

Camat Rawa Jitu Utara, Mat Nur Aripin, mengatakan, Selasa (18/10/2016), pihaknya sudah turun langsung guna menyelesaikan persoalan tersebut.

” Dari pihak korban, Eddi Irawan, yang meninggal adalah warga Desa Sungai Buaya. Keluarga korban tidak mau berdamai dan sudah mendatangi Polres Mesuji untuk meminta keadilan dan perlindungan hukum,” kata dia.

Mat Nur menambahkan, pemerintah daerah kini menyerahkan proses hukum kepada polisi, dan penyelesaian menyeluruhnya masih melihat situasi dan kondisi di lapangan. “Kami baca keadaan dulu mau gimana nantinya. Kami sudah berupaya mempertemukan kedua belah pihak, tetapi pihak korban menolak.” kata dia.

Kejadian tersebut bermula warga Desa Sungai Sidang, Adi Kusir dan beberapa rekannya, mendatangi Andi, warga Sungai Buaya. Tujuan kedatangan mereka hendak menagih utang.

Di perjalanan, kelompok warga Sungai Sidang itu tersebut melihat-lihat sebuah rumah dan kebetulan ada ayam. Pemilik rumah menyangka mereka mau mencuri ayam, kemudian berteriak meminta tolong sehingga mengundang warga Sungai Buaya berdatangan ke tempat tersebut.

Adi Kusir kemudian menelepon saudaranya di Sungai Sidang meminta bantuan karena hendak dikeroyok warga. Tak lama ratusan warga desa itu mendatangi Desa Sungai Buaya dengan maksud membantu Adi.

Bentrokan tak bisa dihindarkan lagi, saat itu Edi Irawan (37), warga Sungai Buaya terkena tusukan tombak yang mengakibatkan luka tusuk di pinggang kanan tembus ke pinggang kiri. (gst)

Share :