BNN Siap Tembak Mati Pengedar Narkoba

Share :

kepala-bnn-komjen-budi-waseso
ragamlampung.com -– Tindakan tegas terhadap pengedar narkoba akan dilakukan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso. Dia menjamin bahwa tindakannya tersebut tak akan melanggar HAM dan hukum.

Pria yang akrab disapa Buwas itu siap menembak mati para perusak jutaan generasi muda dan telah mengancam masa depan negara itu.

“Kami tidak ngawur, karena tindakan tegas itu juga terukur, sebab akan kami lakukan pada pengedar yang kami sudah punya data pelanggaran hukumnya. Kalau sudah begini masih direhabilitasi justru kita yang kalah, karena mereka pasti cari mangsa lagi,” katanya, Rabu (26/10/2016) malam.

“Pernyataan Presiden bahwa Indonesia berstatus darurat narkoba itu sudah di atas UU, bahkan Presiden menyatakan perang pada narkona. Selain itu juga ada Perkap (Peraturan Kapolri). Tindakan mereka yang merusak jutaan generasi muda itu justru lebih melanggar HAM,” ucapnya.

Karena itu pihaknya telah mempersiapkan tim khusus. “Kami tinggal menunggu senjata standar yang kami pesan dan akan datang pada November nanti,” katanya.

Dia juga mengaku pihaknya telah memiliki 50 ekor K-9 (anjing pelacak) khusus narkoba. “Lima puluh ekor k-nine itu sudah kami latih dalam enam bulan dan daya endus dan lacaknya sudah teruji, bahkan saya sendiri yang berangkat ke Belanda atas perintah Presiden untuk belajar khusus teknik menciptakan k-nine itu,” ucapnya.

Tidak hanya itu, dengan memakai anjing lokal, unit K-9 itu jumlahnya juga bakal ditingkatkan. “Untuk itu, BNN sudah bekerja sama dengan komunitas pencinta anjing. Jadi, kami serius memerangi narkoba karena pengguna narkoba di Indonesia sudah mencapai 5,9 juta,l orang,” ujarnya.

Bahkan, ‘Operasi Regenerasi Pasar Narkoba’ telah diciptakan oleh para pengedar narkoba dengan mengincar anak-anak, caranya membuat ketagihan lewat jajanan anak-anak sekolah seperti TK, SD, dan SMP.

“Mereka lakukan itu, karena 5,9 juta pengguna sudah tinggal menunggu waktu saja untuk sekarat dan mati,” ujar dia.

Hingga kini 40-an orang perhari telah tercatat meninggal dunia karena menjadi pengguna narkoba yang sedikit demi sedikit telah menggerogoti sistem metabolisme pada organ tubuh mereka, sebaliknya, para bandar besar yang umumnya berada diluar negeri tersebut malah diuntungkan.

“Omzet jaringan narkoba itu sudah mencapai Rp3,6 triliun dalam setahun, namun tahun lalu tercatat Rp2,7 triliun yang aliran dananya keluar dari Indonesia dengan menyebar pada 11 negara dan angka terbanyak mengalir ke China,” kata Buwas.

Karena dari pihak luar negeri yang susah untuk diajak bekerja sama dalam memberantas narkoba, seperti Singapura dan Malaysa, dia mengaku telah putus asa. “Untuk itu akan kami berantas dengan cara-cara yang sudah kami pelajari dari berbagai negara,” kata dia. (ar)

Share :