Sebab-Sebab Demo di Istana Berakhir Rusuh

Share :

demo berakhir rusuh di istana negara
ragamlampung.com — Penyebab demo 4 November di Istana Negara, berakhir rusuh hingga terjadi pembakaran dua mobil polisi, bermula dari negosiasi antara perwakilan pengunjuk rasa dengan pemerintah yang mengalami jalan buntu.

Keinginan perwakilan demonstran untuk bertemu Presiden Jokowi tak bisa dipenuhi pemerintah. Pemerintah juga tidak bisa memastikan kapan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penistaan agama.

Pihak pemerintah hanya diwakili Menko Polhukam Wiranto. Utusan pengunjuk rasa, Bahtiar Nasir lantas menyampaikan hasil negosiasi tersebut kepada para demonstran.

“Saya sampaikan ke sana (demonstran), apakah mau bernegosiasi dengan utusan resmi Pemerintah yaitu Menko Polhukam, ternyata tidak,” ujar Bahtiar.

Sebagian demonstran tidak mau bertemu dengan Wiranto. Mereka juga emosi lantaran Jokowi tidak mau menemui mereka.

Beberapa demonstran lantas melemparkan botol air mineral ke arah polisi. Lemparan itu membuat aparat berang. Mereka kemudian membalasnya dengan melontarkan gas air mata.

Aksi aparat yang ingin membubarkan demonstran dengan gas air mata membuat massa semakin emosi, sehingga kerusuhan tidak terhindarkan. Mereka menyerang aparat dengan tongkat dan membakar dua mobil polisi yang berada di area demonstran.

Sebelumnya, demo berlangsung damai dan tertib. Sejak star dari Masjid Istiqlal menuju Istana Merdeka, korlap aksi berulangkali menyampaikan bahwa aksi ini merupakan aksi damai. Ia meminta agar massa tidak membuat keributan.

Tak hanya itu, para demonstran juga sangat menjaga kebersihan. Beberapa demonstran tampak membawa sapu dan kantong plastik besar untuk menampung sampah para peserta demo.

Taman-taman di sekitar Monas juga dijaga baik. Beberapa demonstran tampak berdiri menjaga taman dan menegur demonstran jika ada yang menginjak rumput di sekitar Monas.

Sementara itu, Menko Polhukam Wiranto mengatakan, penyebab demo rusuh bermula dari lemparan dari demonstran ke arah aparat kepolisian.

“Ada oknum demonstran yang telah melakukan penyerangan terhadap 7 orang petugas. Tadi ada 7 orang yang tegeletak menyulut emosi,” ujar Wiranto di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/11/2016).

Menurut dia, sebenarnya kerusuhan ini tidak terjadi kalau para demonstran mengikuti aturan harus membubarkan diri.

“Nah ini tidak bubar lalu menyerang petugas, itu kan tidak boleh. Namanya petugas kan ada juga yang anak muda,” sambung Wiranto.

Ia pun mengaku telah mencoba menenangkan para pihak agar tidak terlibat bentrok kembali. Para ulama juga ikut menenangkan para demonstran agar bisa mengendalikan emosinya.

“Tadi saya sampaikan di depan saya masuk ke wilayah mereka bersama para tokoh-tokoh, tapi tidak terlalu dalam, tidak mungkin karena gas air matanya cukup berat,” kata Wiranto.
Kapolri dan Panglima TNI

Sebelumnya, bentrok antara aparat keamanan dengan demonstran berlangsung selama satu jam lebih. Gas air mata sudah puluhan kali dilontarkan. Namun, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo turun langsung menemui pendemo sekaligus menginstruksikan untuk menghentikan tembakan gas air mata.

Melalui pengeras suara mobil komando, Tito menginstruksikan gas air mata berhenti ditembakkan. Tito berharap agar demonstrasi bisa berlangsung damai.

“Saya Kapolri, saya minta kepada seluruh anggota polri akan memberhentikan tembakan-tembakan gas air. ‎Segera polri kembali tetap tenang. Kita datang dengan itikat yang baik,” kata Tito diiringi gas air mata yang masih ditembakkan di depan Istana Merdeka, Jumat (4/11/2016).

Tito juga mengingatkan bahwa baik aparat keamanan maupun demonstran sama-sama memiliki keluarga yang menunggu di rumah. ‎”Saudara agar kembali jangan maju. Kita ciptakan kedamaian,” tuturnya.

Setelah Tito, Gatot turut angkat bicara. ‎Dia menegaskan kembali bahwa dirinya diminta oleh para ulama untuk menghentikan tembakan gas air mata.

“Saudara-saudara mohon hentikan. Hentikan tembakan kita cinta damai. Hentikan tembakan wujudkan damai. Hentikan supaya tidak ada yang cedera. Kita bisa tertib, kita bisa damai,” ujar Gatot.

Belum selesai instruksi tersebut dilakukan, demonstran yang sedari tadi di Jalan Veteran memanas dengan melempar apapun ke arah aparat keamanan.Kemudian, aparat keamanan menembakkan gas air mata ke mereka. (ar)

Share :