Mitos Salah tentang Rokok

ilustrasi
Share :
ilustrasi
ilustrasi

ragamlampung.com -– Sudah banyak studi yang mengungkap efek negatif rokok terhadap kesehatan tubuh. Namun, masih banyak perokok yang enggan berhenti merokok. Kebanyakan masih percaya dengan mitos-mitos berikut. Padahal, mitos ini tidaklah benar.

Merokok membuat tenang dan mengurangi stres

Justru sebaliknya, merokok semakin membuat tegang. Nikotin yang terkandung dalam rokok tak ubanya versi ringan dari kokain. Tidak ada dampak psikotropik, tapi akan membuat Anda terus waspada dan terjaga. Berbeda dengan alkohol, merokok bisa menyebabkan menyempitnya pembuluh darah, yang artinya menghambat kelancaran peredaran darah di tubuh.

Nikotin menyebabkan kecanduan

Hanya nikotin saja tak bisa membuat orang jadi kecanduan rokok. Namun, kombinasi nikotin dengan zat-zat lainnya saat rokok disulut yang membuat orang jadi kecanduan. Lagi, zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok tak bisa sepenuhnya disalahkan sebagai penyebab kecanduan. Faktor kebiasaan (tingkah laku) dan psikologis juga turut berkontribusi dalam menjadikan seseorang sebagai pecandu rokok.

Berhenti merokok bikin moody dan mudah marah

Mitos ini tak sepenuhnya salah. Suasana hati yang buruk dan mudah marah tak berlangsung selamanya, hanya terjadi pada 3 minggu pertama setelah berhenti merokok.

Mitos kenaikan berat badan setelah berhenti merokok cukup benar adanya

Kenaikan berat badan memang tak bisa dihindari begitu perokok menghentikan kebiasaannya. Rata-rata perokok wanita yang berhenti merokok akan naik 2,8 kg, sementara pria 3,2 kg.

Perokok cenderung memiliki cadangan lemak yang lebih sedikit, karena merokok meningkatkan metabolisme dan pembakaran lemak. Nikotin juga menekan nafsu makan. Alih-alih ngemil atau makan saat mengalami frustasi, perokok lebih memilih mengisap rokok. (ar)

Share :