ragamlampung.com — Campur tangan pihak asing dari berbagai negara diduga ikut bermain sehingga situasi politik memanas. Indikasi itu salah satunya terlihat di ajang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.
“Banyak kepentingan di sini, tidak hanya kepentingan lokal, tapi kepentingan internasional bermain. Ada untuk kepentingan Amerika, kepentingan-kepentingan Tiongkok bermain melalui unsur-unsur negara juga. Semua pemainnya banyak,” kata Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia dan Direktur Eksekutif Reform Institute, Yudi Latief, dalam sebuah acara, di Jakarta, Kamis (24/11/2016).
Menurutnya, isu agama memang masih menjadi magnet kuat yang dapat dipolitisasi untuk menggerakkan massa membuat perlawanan. Apalagi, dalam kasus Pilgub DKI, Gubernur DKI yang juga calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berbeda agama, etnis, dan juga kelas sosial, sehingga sangat mudah dipolitisasi.
Yudi mengemukakan, Indonesia ke depannya memang menjadi arena pertarungan politik dunia. Apalagi, jika dikaitkan dengan konflik perebutan wilayah di Laut Tiongkok Selatan.
“Ini kan geopolitik dunia sedang tegang, pusat konflik di masa depan kan di (laut) Tiongkok Selatan. Dan Indonesia lompatan menuju (laut) Tiongkok Selatan. Jadi, pastilah global power punya kepentingan terhadap situasi politik di Indonesia,” ujarnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan adanya dugaan intervensi asing dalam memanasnya situasi politik yang terjadi belakangan ini.
Menurut Gatot, hal itu terungkap ketika menelusuri pesan bohong yang mengatakan bahwa Habib Rizieq (pimpinan FPI) dianiaya oleh oknum Kostrad. Hasilnya, pesan itu ternyata kiriman dari situs bandar judi di Australia dan sebuah situs di Amerika Serikat. (ar)
Leave a Reply