11 Warga Lampung Sempat Dicurigai Kelompok Teroris

ilustrasi
Share :

ragamlampung.com — Sebanyak 11 warga Lampung dilaporkan warga ke polisi karena kegiatannya mencurigakan karena kerap beraktivitas di malam hari, bahkan sempat dituding kelompok teroris yang melarikan diri.

Mereka mengontrak sebuah rumah di Dusun 1 Parhuling, Kelurahan Pasar Siborongborong, Kecamatan Siboronborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

Keterangan yang didapat, Selasa (6/12/2016), warga tersebut sempat ditahan di Polda Sumatera Utara, Senin (5/12/2016) malam, namun dilepaskan kembali karena tidak terbukti seperti dituduhkan warga.

Warga yang diamankan Syamsiri (42), Junaidi (48), Nazaruddin (49, Erwinsyah (21), Fikri Irawan (17),Suprizal (22), Daniel Syahputra (30), Devi Irawan (29), Arif Riansyah (24), dan Azmi Ardiansyah (23). Semuanya warga Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus.

Sedangkan seorang lagi bernama Wahyudi (28), warga Kampung Gebang Kelurahan Sanggang Jaya, Kecamatan Piruk Kabupaten Tangerang, Banten.

Sebelum ditangkap, mereka mengontrak rumah Bendol Nababan selama sebulan dengan membayar RP450 ribu. Dan, mengaku sedang berdagang alat rumah tangga, alat pengaman dan penghemat kompor gas bekerja sama dengan kepala dusun dan posyandu di desa yang didatangi.

Kasubbid Penerangan Masyarakat Bidang Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan, ketika dikonfirmasi, Selasa (6/12/2016), menyatakan, pihak kepolisian sudah melakukan penyelidikan karena ada informasi dari warga. Hasilnya, belum dapat ditemukan bukti keterlibatan mereka jaringan teroris.

“Pihak kepolisian telah menyelidiki mereka sejak 2 Desember 2016. Semuanya bekerja sebagai sales dan mekanik dari UD Tabek Jaya yang bergerak di bidang penjualan alat-alat rumah, pengaman kompor dan penghemat kompor yang berkantor di Desa Negeri Jaya, Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus,” katanya menjelaskan.

Memang, kata dia, mereka sering berpindah-pindah seperti ke Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, dan Kabupaten Asahan untuk memasarkan produknya. Tapi, keberadaan mereka selalu diketahui kepala desa atau kepala dusun setempat.

“Polisi juga telah menghubungi pimpinan UD Tabek Jaya bernama Desven Riady yang membenarkan karyawannya yang dipekerjakan dengan surat tugas,” ujar dia. (ar)

Share :