Kemiskinan, Saprudin Kehilangan Anak Satu per Satu

saprudin dan anaknya yang menderita sakit sejak usia 3 tahun. hingga berusia 6 tahun belum diobati karena ketiadaan biaya.
Share :

ragamlampung.com — Pasangan suami istri (pasutri) Saparudin dan Nuryani, warga Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba), membutuhkan uluran tangan orang lain.

Mereka yang tinggal di Dusun Sido Luhur, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Gunung Agung ini tak pernah mendapat Program Jaminan Kesehatan yang digulirkan pemerintah. Karena itu, saat kedua anaknya sakit, tak bisa berbuat apa-apa. Dua dari tiga anaknya meninggal akibat penyakit yang belum diketahui penyebabnya.

Mereka tak mampu membawa anaknya ke dokter atau rumah sakit karena ketiadaan biaya pengobatan.

Kini, Saparudin juga mengadapi masalah sama, putri bungsunya menderita penyakit serupa dengan kakak-kakaknya. Putri bungsunya, Rizki Fitriyani yang baru 6 tahun terlihat seperti bayi yang baru berusia 1 tahun. Badan kurus kecil dan perut makin membesar, badan pucat bagai tak berdarah, urat tampak keluar seperti akar di dadanya.

Gadis mungil ini saat-saat tertentu mengerang kesakitan sambil sesekali mengatakan bahwa ia ingin sembuh.

“Sakit, Pak, sakit bener rasanya. Saya kepengen sembuh, Pak, obatin saya, Pak, saya mau sembuh,” kata Rizki sambil meringis di pelukan ayahnya.

Saparudin, tidak bisa berbuat apa-apa selain mengelus anaknya, sementara membawanya berobat tidak mungkin.

“Saya tak tahu lagi harus gimana. Penyakit ini muncul sejak Rizki berusia 3 tahun. Sejak awal sakit selama ini memang dia selalu meringis kesakitan seperti ini. Tapi, sekalipun kami tak pernah bawa berobat,” katanya, Minggu (18/12/2016).

Ia menuturkan pengalaman habis-habisan mengobati anak pertama dan keduanya yang juga mengalami penyakit yang sama. “Dua-duanya sama, anak saya yang nomor dua itu lagi mau operasi tiba-tiba meninggal dunia. Dan ini yang bungsu, saya nggak tau lagi. Kalau anak saya yang dua itu, katanya penyakitnya ada daging tumbuh dan makin membesar dalam perutnya,” tutur dia.

Awalnya Saparudin enggan mengobati anak gadisnya itu lagi. Selain putus asa sehingga percuma dilakukan pengobatan, ia juga mengaku tidak mampu lagi untuk biaya pengobatan.

Jauhari, Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Tubaba saat dikonfirmasi, berjanji membantu mengobati anak tersebut.

“Kami segera angsung membawa anak tersebut ke puskesmas terdekat. Selagi pengobatan dilakukan di wilayah Kabupaten Tulangbawang Barat, diupayakan berobat gratis,” katanya. (ar)

Share :