Hantu Ternyata Diciptakan dari Ilusi Manusia

ilustrasi
Share :

ragamlampung.com — Hantu diidentikan dengan makhluk menakutkan dan mengerikan. Di balik itu, tersimpan misteri-misteri yang tak terpecahkan secara tuntas tentang makhluk ini, sehingga selalu memunculkan rasa ingin tahu.

Kali ini para ilmuwan menduga bahwa hantu adalah ilusi yang diciptakan oleh pikiran manusia. Pasien yang menderita kondisi neurologis, berkaitan dengan syaraf atau kejiwaan, seringkali merasakan ‘kehadiran’ yang aneh dan ganjil dalam kehidupan sehari-hari.

Begitu pula dengan mereka yang mengalami luka batin, seringkali mengaku melihat penampakan dan merasakan kehadiran makhluk lain di sekitarnya.

Sebuah eksperimen para ilmuwan di Swiss yang dimuat di Telegraph, menunjukkan bahwa hantu adalah ilusi yang diciptakan oleh pikiran sesaat setelah kehilangan ‘arah’ di mana tubuh sesungguhnya sedang berada. Hal ini bisa dipicu karena penyakit, stres atau kelelahan.

Penelitian dilakukan terhadap sejumlah relawan yang dikondisikan dengan sinyal otak dan gerak tubuhnya telah dikacaukan sementara. Para relawan mengaku seolah melihat adanya empat hantu yang berada di sekitar mereka dan percaya bahwa hantu menyentuh punggung mereka dengan jari-jari yang tidak terlihat.

Untuk ‘menciptakan’ hantu, para ilmuwan menyiapkan perangkat robot yang memungkinkan relawan mengontrol pergerakan lengan mekanis bersendi dengan jari telunjuknya. Gerakan tersebut diteruskan ke lengan robot lain di belakang mereka yang kemudian bergerak menyentuh punggungnya.

Ketika kedua jari mendorong seiring dengan menyentuh di punggung masing-masing, terciptalah ilusi bahwa para relawan membelai punggung mereka sendiri. Pada saat tertentu, sekitar 500 milidetik otak mengalami ketidaksinkronan dengan gerakan jari.

Tiba-tiba mereka merasa seolah-olah sedang diawasi dan disentuh dengan sosok yang tak kasat mata di dekat mereka. Saking tidak nyamannya, para relawan meminta para ilmuwan untuk menghentikan eksperimen ‘mengerikan’ ini.

Epilepsi, stroke, migrain dan kanker merupakan kondisi-kondisi dimana pasien rentan merasa tidak nyaman dan merasa diikuti sosok tak terlihat. Pengalaman ini juga seringkali dirasakan mereka dengan kondisi fisik dan emosional yang ekstrim, misalnya pendaki gunung dan penjelajah, atau mereka yang berduka setelah kehilangan orang yang dicintai. (ar)

Share :