Bantah Pungli Dana BST, Lurah Way Mengaku, Minta Maaf

Share :

ragamlampung.com – Lurah Way Mengaku, Lampung Barat, Edwar,Spd MM, menyampaikan klarifikasi pemberitaan beberapa hari ini yang menyangkut tugasnya terkait dugaan pemotongan dana bagi penerima BST dari Kemensos diwilayahnya

Edwar mengaku dirinya merasa terusik dengan berbagai tudingan yang dialamatkan kepadanya.

Edwar menceritakan kronologi yakni pada tanggal 10 Mei 2020 sore hari Minggu dirinya mendapat kabar dari kantor pos bahwa usulan BST untuk Kelurahan Way Mengaku mendapat 862 KPM. Dan diminta untuk hadir di kantor pos pukul 07:30 WIB untuk mengambil undangan pencairan bagi warga KPM.

“Mendapat kabar tersebut dengan rasa syukur dan gembira luar biasa saya sampaikan kepada seluruh kaling untuk kumpul dikantor kelurahan pukul 07:30 dalam rangka menyampaikan kabar tersebut dan mengambil surat undangan pencairan,” ungkap Edwar.

Kemudian, lanjut Edwar, pada tanggal 11 Mei 2020 pukul 07:30 WIB dia sudah tiba di kantor pos, ternyata surat undangan pencairan belum siap dan dia dijadwalkan untuk datang lagi pukul kurang lebih 10:00 WIB.

“Oleh sebab itu saya putuskan untuk ke kantor kelurahan mengingat saya sudah sampaikan kepada kaling untuk berkumpul. Sampai dikelurahan saya dapati kaling sudah banyak yang kumpul dan langsung saya suruh masuk untuk menerima kabar gembira dari kantor pos. Kepada semua kaling dan staf kelurahan saya sampaikan ada berita gembira dari kantor pos, bahwa ternyata usaha, perjuangan dan doa kita berhasil ini terbukti usulan kita kemarin ada 862 yang akan mendapatkan BST dari Kemensos. Pada kesempatan ini saya sampaikan apresiasi penghargaan dan terimakasih yang tak terhingga atas perjuangan dan kerja keras kita semua. Saya tau dalam kondisi sekarang ini kita harus menjaga imun tubuh kita, tapi karena data kita ini mendesak maka saya paksakan kepada semua kaling untuk datang ke kelurahan segera sambil membawa laptop dan operatornya supaya bisa membantu kami di kelurahan,” paparnya panjang lebar.

Namun, tambahnya, dalam prosesnya banyak sekali kendala seperti KK dari warga yang belum terkumpul sedangkan pendataan harus secepatnya dia memerintahkan kaling untuk kembali menyisir warganya walaupun dalam suasana hujan yang cukup deras.

“Terus terang hati nurani saya menjerit ketika melihat kaling-kaling saya harus berjibaku dengan cuaca hujan deras dan berpacu dengan waktu yang harus cepat. Terus terang saya sangat terenyuh ketika melihat abah Hasan, salah satu kaling saya yang sudah usia lanjut harus bolak balik menembus hujan yang deras guna mengumpulkan KK warganya. Dalam hati saya berdoa semoga kaling-kaling saya tidak sakit akibat dari kerja dalam cuaca yang tidak bersahabat. Maaf ini perlu saya sampaikan dengan harapan bisa dibaca semua pihak, kiranya ada pekerjaan kaling dan kami di kelurahan yang kurang sempurna kiranya tidak langsung menjatuhkan vonis bahwa kami salah,” ucapnya.

Ketika dirinya tengah menyampaikan terima kasih kepada kaling dan staf kelurahan atas hasil kinerjanya, dia ditelpon oleh kantor pos bahwa surat undangan pencairan sudah dapat diambil dipesankan agar lurah membawa serta 2 orang untuk membantu memilah dan menghitungnya.

“Kami bertiga langsung meninggalkan kelurahan (saya dan 2 orang kaling), mereka yang lain saya suruh menunggu kami datang dari kantor pos. Ternyata dikantor pos kami agak lama karena harus memilah dan menghitung ada 862 surat undangan yang menyita waktu yang agak lama sehingga sesampainya kami dikelurahan mereka (para kaling) sudah ada yang duduk-duduk diluar.
Kami segera berkumpul kembali untuk membagikan surat undangan pencairan, pada saat itulah salah satu kaling menyampaikan ide mereka bahwa pada saat masyarakat penerima BST untuk menandatangani surat pernyataan realisasi akan disampaikan himbauan untuk sumbangan suka rela yang gunanya untuk operator pendataan, materai, map dan plastik,” ungkapnya bercerita.

Mendengar ide tersebut lurah membolehkan dengan syarat tidak memaksa.

“Ya sudah tapi jangan memaksa ya, maksimal Rp 10.000, karena ini sifatnya suka rela kalau ada yang tidak ngasih pelayanan kalian harus tetap sama jangan ada yang dihambat atau dipersulit. Keterangan saya ini boleh di konfirmasikan dengan kaling,” cetusnya.

Pada saat kedatangan rekan wartawan Sdr Sulemi dari salah satu media online, dia menyampaikan keterangan dihadapan bapak Kapolsek Balik Bukit dan Kanit Intel Polsek Balik Bukit yang kebetulan lagi koordinasi dikantor kelurahan dan mereka mendengar apa yang dia sampaikan.

“Pada perkembangan selanjutnya menyimak perkembangan ditengah masyarakat dari berita-berita surat kabar online saya perintahkan kepada kaling untuk tidak lagi menyampaikan himbauan sumbangan sukarela ke warga penerima BST Kemensos. Bahkan beberapa kaling sudah sepakat untuk mengembalikan ke warga yang telah memberikan sumbangan sukarela,” paparnya lagi.

Lurah juga menyampaikan permohonan maafnya kepada
Bupati Lampung Barat.

“Sebagai lurah Way Mengaku saya siap untuk dibina agar lebih baik dalam bekerja kedepannya. Tindakan yang saya ambil murni spontanitas,dalam benak saya ini adalah sukarela,tidak memaksa dan maksimal Rp 10.000 yang peruntukannya untuk membantu operasional kaling sekaligus sebagai apresiasi kepada kaling yang telah berhasil dalam bekerja. Atas hal ini sekali lagi saya mohon maaf sebesar besarnya,” klarifikasi lurah.

Selain Bupati, Edwar juga menyampaikan permohonan maaf kepada Paduka yang Mulia SPDB Drs.Pangeran Edwarsyah Pernong SH,MH Sultan Kepaksian Pernong Paksi Pak Skala Brak yang dipertuan ke-23, mengingat jabatannya sebagai kepala sekretariat gedung dalom Kepaksian Pernong bahwa. Dia menyadari dengan kejadian ini mungkin ada imbasnya terhadap nama besar Kepaksian Pernong Lampung,atas keputusan yang telah dia ambil.

“Sebagai pimpinan saya mudah sekali terenyuh hal ini mungkin dipengaruhi oleh perkembangan masa kecil saya yang harus dihidupkan oleh orang tua single parent (ibu) dari usia 7 tahun,hidup penuh kekurangan dan tidak pernah terbayangkan akan seperti ini. Inilah yang terjadi yang membuat saya mudah terenyuh melihat perjuangan anak buah yang telah bekerja diluar batas waktu menembus cuaca yang tidak menentu. Ketika melihat bawahan yang sudah berhasil bekerja, maka ketika mereka minta persetujuan saya untuk menghimbau sumbangan sukarela saya setujui, saya tegaskan bahwa tidak ada pemotongan karena penerima BST langsung dari kantor pos. Ingin sekali rasanya memberikan hadiah sebagai penghargaan kepada aparatur saya tapi karena keterbatasan dana tidak bisa. Sekali lagi jika ini adalah suatu kesalahan yang telah membuat nama besar kepaksian pernong terusik saya mohon maaf yang sebesar besarnya,” ungkapnya menyesal.

“Kepada masyarakat Way Mengaku, atas kinerjanya kaling dalam pendataan mungkin ada yang terlewatkan tapi murni ini adalah keterbatasan kemampuan aparatur kami bukan kesengajaan dan tetap akan kami perbaiki,” pungkasnya. (ema)

Share :