Pembangunan Jembatan di Desa Trisnomulyo Tak Berplang dan Diduga Asal Jadi

Share :

ragamlampung.com – Pembangunan proyek jembatan penghubung Desa Trisnomulyo dan Desa Cempaka Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur diduga sebagai proyek siluman karena tidak memasang plang atau papan nama dan asal-asalan cara pengerjaan.

Padahal pemerintah mewajibkan agar dipasangkan dilokasi pekerjaan, karena papan nama proyek tersebut, adalah sebagai petunjuk informasi dan sebagai alat pemberitahuan terhadap warga/masyarakat, LSM dan Pers, yang berperan untuk lembaga swadaya masyarakat dan sebagai sosial kontrol dilapangan maupun dilokasi pekerjaan.

Hal ini termuat dalam Peraturan pemerintah dan UU No.14 tahun 2008 tentang informasi keterbukaan publik terhadap seluruh warga/masyarakat terkait pelaksana dan kegiatan pembangunan yang menggunakan anggaran Pemerintah yang mana disalurkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, atau Pendapatan dan Belanja dari APBN Pusat.

Saat awak media serta Tim LSM mengunjungi lokasi pekerjaan jembatan tersebut guna melakukan Kontrol Sosial pada sabtu (19/11/2021), diduga demi menghindari awak media dan LSM, para pekerja berusaha menghentikan kegiatan pekerjaan lalu meninggalkan lokasi pembangunan tersebut.

Sebelum meninggalkan lokasi pekerjaan pada saat dikonfirmasi terkait pembangunan yang sedang dilaksanakan saat itu, beberapa tukang pekerja menyampaikan, bahwa pekerjaan pembangunan yang sedang terlaksana itu, untuk membuat kolam ikan.

Untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut, awak media mencoba kembali untuk mengkonfirmasi salah satu pekerja lainnya, Riswanto mengaku sebagai salah satu pekerja dan sebagai salah seorang warga Desa Purwosari Kecamatan Batanghari Nuban yang mewakili untuk menerangkan terkait pembangunan jembatan tersebut.

Dia pun menyampaikan terkait kegiatan proyek pembangunan jembatan penghubung yang ada di Desa Trisnomulyo dan cempaka itu bahwa Lebar nya tiga meter, dan panjang nya tujuh meter.

“Untuk ukuran besi yang akan digunakan sebagai bahan material cor-coran itu menggunakan besi ulir dengan ukuran sembilan belas, dan besi ukuran sepuluh,” pungkas nya. (tim/ardian)

Share :