Al-Qur’an Sebagai Gaya Hidup!!

Share :

ragamlampung.com – Yuk kita intropeksi. Berapa lama waktu kita “menyentuh” al-Quran dibanding waktu kita melihat TV atau menyentuh Hanphone?

Hati yang sedih, gelisah, takut (kepada selain Allah), marah dan kuatir memerlukan obat. Hati yang tidak ridho, tidak puas, tamak, iri, dengki dan hasad juga membutuhkan obat.

Salah satu obat mujarab yang telah ditawarkan Islam adalah dengan membaca al-Qur’an dan merenungkan maksud dalam kandungannya.

Namun sayangnya, ada sebagian umat Islam yang jarang bahkan sama sekali tidak pernah memanfaatkan “obat” yang telah diberikan penciptanya dan lebih memilih menggunakan beragam obat lainnya hasil karya ciptanya sendiri untuk mengobati hatinya. Meskipun tanpa disadari sebenarnya pada kenyataannya obat-obat tersebut tidak atau kurang mujarab, bahkan boleh dikata hanya efektif untuk sementara waktu saja.

Salah satu “obat” yang seringkali menipu adalah jenis-jenis hiburan yang dikemas seolah-olah baik dan bernuansa religi. Padahal sesungguhnya tidak.

Namun inilah zaman, di mana manusia memanfaatkan hiburan sebagai referensi untuk mendapatkan pedoman hidup dalam mengobati hatinya. Aktivitas tersebut seolah-oleh telah menjadi aktivitas yang penting dan utama, serta tidak bisa ditinggalkan oleh manusia modern.

Sudah tidak sulit lagi menyaksikan ada sebagian manusia yang telah memperlakukan hiburan melewati batas kewajaran dan fungsinya. Hiburan telah menjadi dan mendapatkan prioritas dalam hidup. Hiburan masih mendapatkan jatah waktu meskipun waktu sudah dirasakan sempit dan habis. Hiburan masih mendapatkan jatah tempat di hati dan pikiran meskipun hati dan pikiran sudah letih dan terasa sudah penuh dengan masalah-masalah hidup dan serasa tidak ada tempat untuk hal-hal lainnya.

Padahal Allah telah memberikan hadiah mahal, mukjizat al-Qur’an namun tidak diperlakukan sebagaimana mestinya. Al-Qur’an tidak mendapatkan perlakuan yang sama sebagaimana hiburan yang ia kejar-kejar. Bahkan al-Qur’an kalah dibandingkan dengan TV, HP dan aksesoris lain.

Sangat mudah menemukan Muslim-Muslim yang bersikap acuh terhadap al-Qur’an. Mengacuhkan al-Qur’an bukan berarti mengacuhkannya secara fisik saja seperti merobek atau memasukkannya ke lubang WC. Mengacuhkannya juga bisa berarti lebih memprioritaskan hiburan seperti lagu, musik dan film dibandingkan al-Qur’an itu sendiri untuk mengobati hatinya dan untuk mendapatkan petunjuk dalam mengobati hatinya, menjalani kehidupan dan mengatasi problem kehidupan.

Pertanyaan sederhana untuk membuktikan ini adalah; berapa lama kita menikmati layar TV, membuka internet dan membalas SMS? Sebaliknya, berapa kali dalam sehari kita semua menyentuh, membaca dan merenungi isi al-Quran dibanding alat-alat hiburan dan aksesoris teknologi itu?

Sungguh tidaklah patut seorang Muslim menyepelekan al-Quran. Perlakuan al-Quran dengan mengfungsikannya sebagai rujukan utama dalam mengobati hati dan dalam menjalani segala persoalan kehidupan kita dan mengatasi segala problem hidup baik secara personal maupun komunal.

Cara memperlakukan al-Quran secara wajar adalah dengan tidak meragukan kebenaran al-Qur’an dan tidak mencari petunjuk hidup selain dari-Nya.

Dua di antara manfaat membaca al-Qur’an adalah hati menjadi tenang dan gembira, dan mendapatkan dua macam petunjuk dari Allah. Al-Qur’an adalah bacaan dzikir terbaik. Dengan kata lain, membaca al-Qur’an merupakan cara terbaik mengingat Allah. Hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.

Allah memberikan ketenangan dan kegembiraan hati kepada para pembacanya dengan dua jalan. Pertama, Allah membuat hati para pembacanya menjadi tenang dan gembira secara langsung. Dan kedua, hati mereka menjadi tenang dan gembira setelah mengetahui berbagai informasi dari al-Qur’an meliputi cara menghadapi hidup dan janji-janji Allah bagi mukmin yang sabar dan tawakal.

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.” (QS. Az-Zumar [39]:23)

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d [13]:28)

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah: ”Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan\”.” (QS. Yunus [10]:57-58)

Dengan membaca al-Quran para pembacanya juga akan mendapatkan dua macam petunjuk dari Allah. Jenis pertama adalah petunjuk yang langsung diberikan Allah berupa ilham yang dilhamkan ke dalam benak dan hatinya. Dan jenis kedua berupa berbagai ilmu dan informasi yang berharga, haq, valid, benar dan baik dari Al-Qur’an. Kedua petunjuk tersebut sangatlah penting dan bermanfaat dalam menghadapi kehidupan dengan segala problematikanya.

“Kitab (Al Quraan) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS. Al-Baqoroh [2]:2)

”Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mu’min.” (QS. Fushilat [41]:44)

“Thaa Siin (Surat) ini adalah ayat-ayat Al Qur’an, dan (ayat-ayat) Kitab yang menjelaskan, untuk menjadi petunjuk dan berita gembira untuk orang-orang yang beriman.” (QS. An-Naml [27]:1-2)

Mengingat betapa besar manfaat dan betapa pentingnya aktivitas membaca al-Qur’an, sudah sepatutnya dan sewajarnya setiap pribadi Muslim menjadikan aktivitas membaca al-Qur’an sebagai gaya hidup dan aktivitas utama dalam kehidupan sehari-hari. Mengfungsikan al-Qur’an sebagai bacaan, referensi, sarana hiburan dan penenang utama. Memberikan pada al-Qur’an (lebih banyak) jatah waktu, jatah tempat di hati dan pikiran kita.(askur)

Share :