ragamlampung.com — Petani singkong di Kabupaten Lampung Utara (Lampura) diminta menahan waktu panen karena harga yang berlaku saat ini sangat rendah, yakni hanya Rp500/kg.
Penyebab harga anjlok itu karena panen raya yang juga diperparah membanjirnya sagu impor dari Thailand dan Vietnam.
Pabrik tapioka terbesar di daerah itu juga yakni Bumi Waras dan Sinar Laut sudah menyatakan tidak mau membeli harga singkong lebih mahal lagi, karena suplai berlebih.
“Penyuluh pertanian sudah diinstruksikan agar mengimbau petani menahan waktu panen singkong. Kalau mau panen diupayakan singkong sudah berusia lebih 10 bulan. Karena, mengandung kadar aci (sagu) tinggi, sehingga harganya pun lebih tinggi,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perternakan (Distanak) Lampura, Sofyan, Kamis (22/9/2016).
Di kabupaten itu lahan singkong berjumlah 45 ribu hektare, tersebar di 23 kecamatan.
Sofyan mengatakan, harga singkong saat ini Rp640/kg, dan yang diterima petani kurang dari Rp500/kg. Namun dinas itu tak bisa berbuat banyak karena kebijakan harga kewenangan Kementerian Perdagangan.
“Kami hanya bertugas supaya petani memanfaatkan teknologi dan meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan perkebunan,” kata dia.
Ia mengatakan, rapat dengan perwakilan perusahaan beberapa waktu lalu tidak mendapatkan titik temu, karena pihak perusahaan mengirimkan wakilnya bukan level pimpinan. “Hasil rapat masih rancu, tidak bisa ditemukan solusinya,” ujarnya. (ar)
Leave a Reply