Lampung Terendah Prevalensi Penyakit Gagal Jantung

ilustrasi
Share :
ilustrasi
ilustrasi

ragamlampung.com — Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Hari Jantung Sedunia atau World Heart Day, diperingati setiap tahunnya pada 29 September. Pada peringatan tahun ini World Heart Day mengusung tema ‘Power Your Life’ Ini saatnya menambah pengetahuan Anda seputar penyakit jantung.

Menurut survei Sample Registration System (SRS) tajim 2014, penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi dengan prevalensi sebesar 12,9 persen.

Oleh karena itu, ketahui beberapa fakta menarik berikut soal penyakit jantung berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Kementerian Kesehatan. Prevalensi penyakit jantung Indonesia Tahun 2007, mengungkapkan 7,2 persen atau 7 dari 100 orang menderita penyakit jantung berdasarkan diagnosis.

Sedangkan tahun 2013 prevalensi penyakit jantung yang didiagnosis mencapai 1,5 persen berdasarkan diagnosis dan pemeriksaan gejala menderita penyakit jantung koroner. Penderita jantung koroner di NTT tertinggi Ternyata prevalensi penyakit jantung koroner yang tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, sebesar 4,4 persen dan terendah di Provinsi Riau sebesar 0,3 persen.

NTT juga menempati peringkat tertinggi gagal jantung. Prevalensi penyakit gagal jantung nasional berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 0,3 persen.

Prevalensi tertinggi terdapat di NTT sebesar 0,8 persen dan terendah di Kalimantan TImur, Bangka Belitung, Lampung, Bengkulu, dan Jambi sebesar 0,1 persen. Penderita terbanyak di 65 – 74 tahun Prevalensi penyakit jantung koroner banyak terjadi di usia 65 – 74 tahun (3,6 persen), lebih dari usia 75 tahun (3,2 persen), diikuti usia 55 – 64 tahun (2,1 persen), usia 35 – 44 tahun (1,3 persen).

Penderita jantung berdasarkan status ekonomi Menurut status ekonomi, penyakit ini banyak diderita oleh masyarakat ekonomi tingkat bawah (2,1 persen) dan menengah ke bawah (1,6 persen). Penyakit jantung menghabiskan modal tertinggi.

Biaya yang dihabiskan pemerintah untuk menanggung penyakit katastropik sebesar Rp 13,6 triliun, dimana otal biaya penyakit jantung yang ditanggung mencapai 5,66 triliun rupiah. Diikuti dengan hipertensi sebesar Rp 3,21 triliun.

Pencegahan CERDIK Kementerian Kesehatan memberikan imbauan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit jantung koroner dengan CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres).

Pemeriksaan kolesterol sekali dalam setahun Kementerian Kesehatan memberi imbauan, setidaknya melakukan pemeriksaan kolesterol, setidaknya sekali dalam setahun di Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular) atau ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan. (ar)

Share :