Rusuh di Perkebunan Tebu, PT BNIL: Pemkab Provokasi Warga

Kapolda Lampung Brigjen Pol Ike Edwin saat memediasi sengketa antara PT BNIL dengan Serikat Tani Korban Gusuran BNIL (STKG), medio September lalu. (humas polda)
Share :
Kapolda Lampung Brigjen Pol Ike Edwin saat memediasi sengketa antara PT BNIL dengan Serikat Tani Korban Gusuran BNIL (STKG), medio September lalu. (humas polda)
Kapolda Lampung Brigjen Pol Ike Edwin saat memediasi sengketa antara PT BNIL dengan Serikat Tani Korban Gusuran BNIL (STKG), medio September lalu. (humas polda)

ragamlampung.com — General Manager PT Bangun Nusa Indah Lampung (BNIL) Yulius menduga, penyebab kerusuhan yang berbuntut bentrok pengunjuk rasa dengan pengamanan perusahaan, Sabtu (1/10/2016) pagi, karena ada provokasi dari pihak Pemerintah Kabupaten Tulangbawang.

Sabtu pagi, ratusan warga yang berunjukrasa mendatangi kantor perusahaan perkebunan tebu di Kabupaten Tulangbawang itu. Tak berapa lama terjadi bentrok antara warga dengan pengamanan perusahaan. Warga membakar puluhan kendaraan roda dua dan empat serta sejumlah fasilitas milik PT BNIL.

“Kemarin Bupati Tulangbawang datang ke lokasi pengunjukrasa yang berada di kawasan PT BNIL. Sepertinya memprovokasi, dan memang terdengar menyulut amarah warga. Kami sudah lapor ke kantor pusat di Jakarta soal kedatangan bupati itu,” kata Yulius, Sabtu (1/10/2016).

Jumat kemarin, Bupati Tulangbawang Hanan A Rozak bersama Dandim dan Kapolres setempat mendatangi pengunjukrasa yang sudah berada di lahan perusahaan hampir dua pekan itu.

Penyebab lainnya, kata Yulius, sejak Jumat (30/9/2016), warga memasuki areal perkebunan PT BNIL, mereka lantas menebangi pohon milik perusahaan. Namun, aksi mereka yang sudah membabat tanaman seluas 1,5 hektare dihadang petugas pengamanan perusahaan.

“Dari sini kondisi memanas, kami sudah coba meminta warga agar tidak menebang tanaman atau merusak fasilitas perusahaan. Karena itu kami turunkan petugas keamanan ke lapangan,” katanya.

Yulius mengatakan, puncaknya pada Sabtu pagi, warga kembali memasuki areal perusahaan, mereka dihadang petugas keamanan dan diminta kembali ke lokasi unjuk rasa. Namun, massa menolak hingga terjadi pembakaran fasilitas milik PT BNIL.

PT BNIL, kata dia, masih menginventarisasi kendaraan dan fasilitas yang dibakar massa tersebut. (ar)

Share :