ragalampung.com — Sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Gabungan Pengusaha Kontruksi di Lampung mengadakan pertemuan dengan PT Hutama Karya (HK).
Kedua pihak ini bertemu untuk menindaklanjuti keluhan para kontraktor di Lampung yang tidak mendapatkan imbas positif alias hanya jadi penonton proyek jalan tol Trans Sumatera.
Pembangunan ruas tol ini dilakukan oleh konsorsium BUMN, yakni PT Hutama Karya (Persero) sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan pimpinan proyek. Kemudian PT Pembangunan Perumahan (PP), PT Waskita Karya, PT Wijaya Karya, serta PT Adhi Karya melalui skema penugasan.
Dalam pertemuan yang digelar di salah satu hotel di Bandarlampung, Kamis (3/11/2016), hadir ketua asosiasi Lampung Faisol Djausal, KADIN, LPJK, dan sejumlah pengurus asosiasi konstruksi yang ada di Lampung. Sedangkan PT HK diwakili General Manager Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.
Namun, belum sempat pembicaraan kedua belah pihak itu selesai, Faisol Djausal meninggalkan ruangan pertemuan. Diduga ia tidak puas karena pertemuan tidak membuahkan hasil yang diharapkan.
Ketua LPJK Lampung Tb A Rifat saat pertemuan minta PT HK memerhatikan kontraktor lokal. “Kami berharap Presiden melihat soal ini. Pengusaha Lampung dan nasional bisa bersinergi mengerjakan proyek besar,” katanya.
Ia menyebut proyek jalan tol tidak membawa pengaruh bagi pengusaha lokal dan ekonomi daerah. Salah satu contoh, tenaga kerja di daerah tidak diikutsertakan dan alat-alat berat milik pengusaha daerah menganggur.
Salah satu pengurus KADIN Lampung, Yuria Putra Tubarat menambahkan, pengusaha Lampung tidak bermaksud mengganggu proyek nasional, justru ingin mendukung penuh. “Tolong beri kesempatan orang daerah jangan hanya jadi penonton seperti sekarang ini,” kata dia.
Sebelumnya, Sebanyak 22 anggota Asosiasi Gabungan Pengusaha Kontruksi di Lampung, mengeluarkan petisi yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.
Petisi terkait sejumlah proyek pemerintah pusat di Provinsi Lampung yang menelan dana puluhan triliun rupiah, tapi tak ada imbas positif dan justru meminggirkan pengusaha daerah setempat. Petisi tersebut ditujukan kepada Presiden Joko Widodo dan Gubernur Lampung Ridho Ficardo.
Ketua Asosiasi Gabungan Pengusaha Konstruksi Lampung, Faisol Djausal mengatakan, para pengusaha lokal di bawah asosiasi masing-masing terpukul karena tidak dilibatkan dalam berbagai proyek nasional.
Proyek itu antara lain jalan tol, bendungan, perbaikan Bandara Raden Inten II, dan proyek double track kereta api yang dicanangkan Presiden Jokowi untuk Provinsi Lampung. (ar)
Leave a Reply