Induk Perusahaan WordPress Tolak Pendataan Warga Muslim AS

ilustrasi
Share :

ragamlampung.com — Induk perusahaan situs blog WordPress yakni Automattic, menandatangani petisi penolakan rencana pemerintah Amerika Serikat mendata warga Muslim di negara itu. Kebijakan ini buah dari rencana Presiden AS terpilih Donald Trump.

Pendiri juga CEO perusahaan itu, Matt Mullenweg memimpin langsung penolakan tersebut. “Saya secara pribadi juga mengatasnamakan seluruh perusahaan Automattic yang terdiri WordPress.com, Jetpack, Simplenote, dan WooCommerce,” kata Mullenweg melalui keterangan tertulis seperti dikutip dari The Verge, Kamis (15 /12/2016).

Mullenweg mengikuti langkah 1.300 individu dan entitas bisnis teknologi yang lebih dulu menandatangani petisi di forum online GitHub. Petisi ini bertujuan mengajak seluruh perusahaan teknologi di Silicon Valley menolak ajakan Trump yang ingin mengawasi gerak-gerik warga Muslim AS.

Dukungan seorang pemimpin eksekutif seperti Mullenweg terhadap petisi ini memperkuat laju protes anggota komunitas Silicon Valley yang menentang rencana Trump.

Pertama kali diluncurkan Selasa (13/12/2016), petisi ini merupakan sikap bersama yang pertama dideklarasikan ke publik.

“…Kami adalah teknisi, desainer, eksekutif bisnis, dan yang bekerja di seputar pengolahan data masyarakat. Kami memilih berdiri bersama Muslim Amerika, imigran, dan semua yang hidupnya terancam oleh kebijakan pengumpulan data oleh pemerintah mendatang,” demikian bunyi petisi.

Para pekerja Silicon Valley tersebut menilai rencana pemerintah melanggar konstitusi yang melindungi agama dan kepercayaan rakyat.

“Kami menolak memfasilitasi deportasi massal yang didasari selera pemerintah,” demikian petisi tersebut.

Sebelum Automattic, Twitter sebenarnya sudah menyatakan penolakan terhadap rencana Trump.

Dalam laporan The Intercept awal Desember ini, Twitter merupakan satu-satunya raksasa teknologi yang menolak kemungkinan Trump menggandeng mereka soal pendataan warga Muslim. Delapan perusahaan lain seperti Facebook, Apple, maupun Google, tidak memberi jawaban.

Belakangan Facebook akhirnya merespon kemungkinan tersebut dengan jawaban serupa Twitter. “Tak ada yang menyuruh kami mendata warga Muslim, dan tentu saja kami tak akan melakukannya,” kata juru bicara Facebook kepada The Intercept. (cnn/ar)

Share :