ragamlampung.com — Disc Jockey (DJ) berpakaian hijab ini menjadi pembicaraan netizien dan masyarakat, ada yang mengkritik tapi sebaliknya memberikan pujian. Ariska Wigatiningtyas (20) yang akrab disapa DJ Chika itu tidak mempermasalahkan pro dan kontra di masyarakat. Karena, ia sudah berupaya menjalani profesi yang sudah setahun itu sesuai koridor kepatutan.
Mahasiswi semester enam Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi, Mojosongo, Solo ini mengharamkan bermain di panggung klab malam. Ia hanya akan menerima permintaan manggung di even.
“Meski jadi DJ, saya tetap pegang beberapa prinsip. Seperti harus berpakaian sopan, tidak menyentuh narkoba dan minuman keras. Waktu bekerja juga tidak sampai larut malam,” katanya.
Ia mengaku saat memulai profesi itu banyak rintangan, terutama berhadapan dengan stigma negatif di masyarakat tentang DJ berhijab. Lebih-lebih setelah videonya menjadi viral di media sosial. Tapi, ia tidak memusingkan semua yang terjadi itu. “Mereka berhak menilai saya,” kata gadis kelahiran Sumatera Selatan itu.
Profesi DJ, kata Chika, memang belum bisa dijalani secara penuh karena harus berbagi waktu dengan kuliah. Karena itu, ia tidak pernah mematok harga setiap kali ada permintaan tampil. “Saya lebih ke mencari pengalaman dan enjoy jadi DJ,” kata dia, Minggu (26/3/2017).
Buah kepiawaiannya beraksi di panggung itu terlihat, Chika bisa membiayai keperluan kuliahnya. “Peralatan juga saya beli sendiri dan tidak minta sama orangtua,” katanya. (ar)
Leave a Reply