Serangan Kimia Suriah Tewaskan 22 Anggota Keluarga

anak-anak jadi korban serangan gas kimia di suriah. (iilustras).
Share :

ragamlampung.com — Seorang ayah memeluk erat jenazah bayi kembarnya yang berusia 9 bulan, Aya dan Ahmed. Tak henti-hentinya ia menyebut nama mereka sambil menangis, sesaat sebelum membawa ke kuburan bayi itu.

“Selamat tinggal bayiku, selamat tinggal.” katanya sambil berjalan ke liang lahat. Di tempat itu sudah terbaring lebih dulu 20 anggota keluarganya yang tewas akibat serangan senjata kimia di Kota Kota Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib, Suriah Selasa lalu.

Serangan kimia itu diperkirakan membunuh Lebih dari 80 orang, termasuk 30 anak-anak, dan 20 wanita. Keluarga Alyousef merupakan salah satu korban paling terpukul karena ada 22 keluarganya sekaligus yang menjadi korban.

“Ammar, Aya, Mohammed, Ahmad, aku mencintaimu. Bibi Sana, Paman Yasser, Abdul-Kareem, tolong dengarkan aku,” kata Fadli sambil tersedak air mata saat ia mengingat bagaimana ia mengucapkan selamat tinggal kepada kerabatnya di kuburan. “Saya lihat mereka. Mereka sudah mati. Semuanya mati sekarang,” katanya lagi, seperti ditulis Time, Kamis (6/4/2017).

Tragedi itu telah menghancurkan kota kecil dan makin memperdalam frustrasi warga Suriah yang tinggal di daerah oposisi. Kematian massal telah menjadi rutin dalam perang sipil yang sudah berlangsung selama 6 tahun itu. Perang tidak membawa hasil apa-apa, tapi hanya kehancuran dan penderitaan bagi warganya.

AS dan negara-negara Barat lainnya menuduh Presiden Suriah Bashar Assad berada di balik serangan itu. Sementara Suriah dan pendukung utamanya, Rusia, membantah. Meskipun dikecam dunia, hingga kini belum ada tindakan PBB atau investigasi independen terhadap kejadian itu. (ar)

Share :