Predator Seks Incar Anak Yatim Rohingya

Share :

ragamlampung.com — Kamp pengungsi Muslim Rohingya di perbatasan Bangladesh-Myanmar, kini mulai tidak aman. Geng kriminal terorganisir dan pemangsa seksual, mulai menyasar ke tempat tersebut, mencari anak yatim dan menjanjikan pekerjaan. Tapi, ternyata kelompok itu bertujuan mengeksploitasi anak perempuan jadi pekerja seks.

Sejak Agustus 2017, diperkirakan ada 580.000 Muslim Rohingya menyeberang ke Bangladesh, melarikan diri dari pasukan keamanan Myanmar dan warga setempat. Tapi, sekarang kamp pengungsi mulai rapuh dan sedikit demi sedikit menarik penjahat dari luar.

“Kami telah mendengar cerita orang-orang yang datang dan mencari anak yatim. Biasanya alasan mereka akan membawa pengungsi ke tempat aman,” kata Zia Choudhury, Direktur Kelompok Kemanusiaan CARE, dilansir dari ABC News, Jumat (20/10/2017).

Mereka menawarkan pekerjaan kepada pengungsi seperti sebagai pelayan. Padahal, mereka adalah gerombolan terorganisir yang akan membawa orang-orang rentan itu ke situasi lebih buruk.

“Kami juga tahu mereka menawarkan uang tunai kepada orang-orang yang lapar, haus, dan butuh bantuan. Mereka (sebenarnya) menawarkan uang tunai untuk seks,” katanya.

Pemerintah Bangladesh dan badan-badan bantuan melakukan yang mereka bisa untuk mencegah para pemangsa masuk ke kamp pengungsian, dan melindungi orang-orang yang rentan.

Meskipun selalu ada risiko yang muncul, kamp tersebut dinilai masih merupakan tempat relatif aman bagi ribuan pendatang baru setiap hari.

Cerita serangan seksual dan penindasan pengungsi Rohingya bukan hal aneh lagi. Mereka sudah mengalaminya saat di desa mereka atau saat perjalanan mengungsi ke perbatasan.

“Perkosaan, perdagangan manusia, dan seks untuk kelangsungan hidup telah dilaporkan di antara bahaya yang ada untuk wanita dan anak perempuan selama perjalanan mencari keselamatan,” kata Robert Watkins, koordinator penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa, di Bangladesh. (ar)

Share :