Adhi Karya Peroleh Kontrak Jalan Tol Lampung Rp2 Triliun

ilustrasi
Share :
jalan tol
ilustrasi

ragamlampung.com — PT Adhi Karya Tbk (ADHI) telah mengantongi kontrak baru senilai Rp9 triliun hingga Agustus tahun ini. Raihan tersebut tercatat tumbuh 9 persen dibandingkan realisasi kontrak baru periode sama tahun lalu.

Kontrak paling besar yang didapatkan perseroan adalah pembangunan jalan tol di Lampung senilai Rp2 triliun, dan renovasi Stadion Gelora Bung Karno (GBK) senilai Rp800 miliar dan

Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan, kontrak paling banyak perseroan berasal dari badan usaha milik negara (BUMN) serta pemerintah.

Target kontrak baru samai akhir tahun ini sebesar Rp25 triliun. Sebab itu, raihan kontrak sampai saat ini masih cukup jauh dari target. “Sisa dari target kontrak berasal dari proyek light rail transit (LRT) sebesar Rp20 triliun,” ujar Budi di Jakarta, pekan lalu.

Perseroan memperkirakan bakal menandatangani kontrak konstruksi LRT pada November tahun ini. Apabila kontrak LRT masuk maak kemungkinan perolehan kontrak baru Adhi Karya akan melebihi target tahun ini.

Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Ki Syahgolang Permata mengatakan, proyek ini merupakan salah satu kontrak terbesar perseroan tahun ini, di luar pekerjaan proyek transportasi masal Lite Rail Transit (LRT) tahap pertama.

“Kami sudah menjadi penawar terendah dalam renovasi GBK. Selain itu juga sudah ditetapkan perseroan sebagai pemenang, sekarang tinggal teken kontraknya saja,” jelas dia.

Sebelumnya, Budi Harto mengatakan, setengah dari total nilai proyek LRT yang mencapai Rp31 triliun akan dibukukan tahun ini, sedangkan sisa Rp 16 triliun dibukukan tahun depan.

Budi menerangkan, saat ini perseroan memiliki stand by loan hingga Rp10 triliun untuk mendanai berbagai proyek konstruksi. Sebanyak Rp4 triliun–Rp5 triliun bakal dimanfaatkan untuk pekerjaan LRT. Tahun ini, perseroan berencana mencairkan Rp3 triliun. Selain itu, kebutuhan pendanaan eksternal lainnya bakal berasal dari obligasi.

Dia menambahkan, perseroan berencana menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjuta (PUB) senilai total Rp3 triliun tahun depan. Pada tahap pertama, obligasi yang akan dirilis sebanyak Rp1 triliun. (ar)

Share :