Erna Leka, Perempuan Pejuang Pangan

Share :

perempuan-pejuang-pangan
ragamlampung.com — Erna Leka, warga Kabupaten Tulangbawang, meraih penghargaan dari Oxfam Indonesia, sebagai perempuan pejuang pangan. Penghargaan tersebut diberikan berkaitan peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuh tiap 16 Oktober.

Oxfam merupakan lembaga nirlaba yang didirikan di Inggris tahun 1942. Bekerja sama dengan mitra lainnya, Oxfam berfokus pada kegiatan untuk mengurangi kemiskinan di dunia.

Lembaga itu juga memberikan penghargaan serupa kepada delapan perempuan lainnya dari berbagai daerah Indonesia. Mereka dianggap bisa menjadi inspirasi komunitas dan penggerak masyarakat di lingkungannya.

“Kepemimpinan mereka sangat menonjol,” kata Direktur Program Keadilan Ekonomi Oxfam Indonesia Dini Widiastuti, Minggu (16/10/2016).

Ia menjelaskan, para perempuan tersebut terlibat langsung mempertahankan lahan pertanian, memimpin penerapan pertanian dengan varietas lokal yang lebih adaptif dengan iklim dan lingkungan setempat. Mereka juga membudidayakan pertanian hidroponik untuk mengatasi sempitnya lahan.

“Perempuan pejuang pangan di pesisir berperan penting dalam merestorasi hutan mangrove sebagai habitat ikan-ikan tangkapan nelayan,” katanya.

Menurut Dini, berinvestasi pada perempuan pejuang pangan akan berperan besar dalam mengakhiri kelaparan di komunitas. Upaya itu juga bisa menghindarkan masyarakat dari dampak perubahan iklim secara global.

Country Director Oxfam Indonesia Budi Kuncoro mengatakan, mereka dipilih melalui kompetisi video anak muda dan penelusuran atau scouting. “Even ini jadi bukti Oxfam sangat peduli terhadap pengakuan peran perempuan dalam rantai pangan,” katanya.

Dalam penyelenggaraan kompetisi video anak muda ini, Oxfam bekerja sama dengan Rimbawan Muda Indonesia (RMI). Secara keseluruhan panitia menerima 48 nama nominasi perempuan pejuang pangan dari seluruh Indonesia. Sebanyak 34 nominasi diperoleh lewat kompetisi video anak muda, sementara 14 melalui penelusuran tokoh.

Dari 48 nominasi tersebut, persentasi yang masuk dari Jawa sebesar 63 persen, Sumatera (12 persen), Sulawesi (8 persen), Nusa Tenggara (15 persen), dan Kalimantan (2 persen). Sementara dari sektor, kandidat dari pertanian sebesar 75 persen, 17 persen nelayan, dan 6 persen urban farming.

Perempuan lainnya yang memperoleh penghargaan pejuang pangan Giyem (asal Pati), Ummi Kalsum (Aceh Besar), Seliwati (Luwu Utara), Daeng Karra (Makassar), Nurlina (Pangkep), Sri Rohani (Kebumen), Catur Rini (Bogor), dan Beatrix Rika (Sikka). (ar)

Share :