Bocah Muslim Kirim Surat Menyentuh kepada Trump

Share :

surat-siswa-sd-untuk-presiden as trump
ragamlampung.com — Seorang murid SD yang beragama Islam asal Oak Brook, Illionis, Amerika Serikat, Sakeena Ahmed (9), mengirimkan sepucuk surat kepada calon presiden AS, Donald Trump. Surat tersebut dikirimkan sebelum Trump memastikan diri menjadi penghuni baru Gedung Putih.

Sakeena tumbuh dalam merasakan betul tekanan yang dialamatkan kepada umat Islam Amerika di masa-masa kampanye pemilihan presiden. Menurut dia, semua karena Donald Trump.

Apa yang dilakukan bocah ini sangat luar biasa. Dia menulis surat terbuka untuk Trump, berharap calon presiden pemenang pemilu AS itu berubah setelah membaca surat dari Sakeena. “Harapan saya hanyalah Anda jadi baik,” tulis Sakeena. ” Dan saya berharap surat ini membuat Anda menjadi baik,” tulis dia.

Dalam tulisannya, gadis cilik ini meminta Trump membayangkan rasanya berada di bawah sepatu. ” Menjadi Muslim sedikit sulit. Bayangkan jika semua orang membenci agamamu,” tulis dia.

Sakeena lalu membagi kisah tentang sepupunya berusia 9 tahun, yang selalu ditanya oleh teman-teman satu tim sepakbolanya mengapa tidak pernah memakai celana pendek. Sepupunya lalu mendengar gadis-gadis itu berkata, ‘dia tidak seperti kita’.

“Maksud saya, seperti, tidakkah kita semua manusia? Jika itu adalah dirimu, seberapa sakit perasaanmu?” tanya Sakeena.

Ucapan mengandung Islamofobia telah menjadi bagian penting dalam kampanye Trump, mulai dari ide kontroversialnya melarang Muslim masuk AS hingga serangan pribadinya kepada ibu seorang tentara Muslim yang tewas.

“Anda bilang kami teroris. Kami jelas tidak melakukan apa yang Anda katakan. Ayah saya seorang dokter. Ini bukti kami baik! Kami tidak jahat. Kami ingin damai seperti Anda!” kata Sakeena.

Kepada Huffingtonpost, ibu Sakeena, Aamina Ahmed, sejak kampanye dimulai, banyak komentar negatif Trump tentang Muslim, orang-orang Meksiko, dan imigran menjadi topik diskusi di rumahnya dan di sekolah Sakeena.

Bocah kelas IV SD dan adik laki-lakinya selalu bertanya pada ibunya jika ayah mereka, yang lahir di India, akan dipulangkan lagi ke India jika Trump menang.

Aamina mengatakan surat itu muncul setelah putrinya bertanya pada dia mengapa banyak orang Amerika yang membenci Muslim. “Untuk meredakan ketegangan, kami berdiskusi tentang hak kami sebagai warga AS serta apa yang tidak bisa kami ambil dari AS,” kata Aamina.

” Selain itu, ada banyak warga AS yang percaya pada hak-hak dan akan berjuang melindungi mereka dan kebesaran negeri ini. Meskipun saya pribadi punya masalah dan kekhawatiran saya sendiri, ini merupakan satu-satunya cara saya membuat mereka lebih baik dan tidak mempedulikan hasil pemilu ini,” tulis Aamina.

Takut Berhijab

Kemenangan Trump itu juga menyisakan kecemasan. Reaksi beragam bermunculan dan salah satu yang paling mencuri perhatian adalah respons dari muslimah AS terkait penggunaan hijab.

Selama kampanye, Trump memang beberapa kali melontarkan sudut pandang negatifnya terhadap Islam. Salah satunya adalah ketika ia menyampaikan pernyataan jika terpilih, dirinya akan melarang penganut muslim untuk masuk ke AS.

Trump juga menyatakan dukungan pada gerakan pengawasan mesjid-mesjid di AS. Ia akan membangun pusat data untuk melacak seluruh umat Islam yang tinggal di AS.

Tak heran beragam reaksi bermunculan khususnya dari para hijaber AS. Sejumlah wanita musliman menyarankan agar para hijaber tak mengenakan penutup kepala saat berada di ruang publik demi keamanannya sendiri.

Seperti akun @harryonmen yang menuliskan ” My mom literally just texted me ” don’t wear the Hijab please” and she’s the most religious person in our family” .

Lalu ada juga akun @Mcbrownie, yang menuliskan ” My mom and my sister are actually having the conversation on whether or not they should continue wearing hijab for their own safety” .

Akun @halimahello menyarankan Muslimah AS yang berhijab kini harus ekstra hati-hati saat berada di ruang publik. Ia menulis ” To all my Muslim sisters who wear hijab, regardless of the outcome please be safe. Walk in groups, carry mace/tasers. May Allah protect us.”

Kebencian Trump pada umat Islam juga sangat kentara ketika ia bereaksi terhadap pidato Khizr Khan. Khan adalah ayah dari seorang tentara muslim AS yang tewas di Irak. Saat Khan menyampaikan pidato di Konvensi Nasional Partai Demokrat AS, Trump malah mengomentari negatif istri Khan yang mengenakan hijab.

“Mungkin dia (istri Khan) tak diperbolehkan mengatakan apapun. Dia sangat diam dan terlihat seperti tak ada yang bisa dikatakannya”.

Dengan sederet pernyataan tersebut, tak dipungkiri muncul kekhawatiran dari para muslimah AS terkait kebebasan mereka untuk mengenakan hijab dan beribadah. Mereka kini berharap Trump tak lagi merendahkan dan menyerukan hal negatif terkait kehidupan umat Islam di AS. (ar)

Share :