ragamlampung.com — Bencana banjir dan longsor atau bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah di Indonesia, diperkirakan meningkat selama tahun 2017. Penyebabnya, anomali cuaca dan kemarau basah pada tahun itu.
Bencana hidrometeorologi yang terdiri banjir, tanah longsor, gelombang pasang/abrasi, kebakaran hutan, dan lahan, kekeringan dan puting beliung, mudah terjadi karena sejumlah daerah di Indonesia memiliki bantaran sungai. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada sekitar 64,7 juta jiwa terancam banjir dan longsor.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Kamis (24/11/2016), ada 315 kota/kabupaten terancam banjir dari tingkat sedang sampai tinggi.
Penduduk Indonesia juga diintai bahaya longsor. Jumlah penduduk yang terpapar bahaya longsor mencapai 40,9 juta jiwa di 247 kota/kabupaten. “Aceh sampai Lampung dan di kawasan Jawa bagian tengah terancam longsor,” ujarnya. “Mereka berada di wilayah perbukitan,” kata Sutopo.
Banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi selama 14 tahun terakhir, yakni mencapai 39 persen dari total 15.449 bencana hidrometeorologi di Indoneia.
Ia mengatakan, beberapa faktor bencana disebabkan karena perubahan iklim yang menyebabkan temperatur meningkat dan pola hujan berubah. Selain itu, masalah penduduk, lemahnya penegakan hukum, degradasi lingkungan dan tata ruang menjadikan bencana semakin banyak terjadi.
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yunus S. Swarinoto mengatakan, sebagian wilayah Indonesia selama tiga hari ke depan berpotensi hujan lebat disertai kilat, petir, dan angin kencang.
“Hal ini terlihat dari pantauan atmosfer terkini,” katanya, Kamis (24/11/2016).
DI Sumatera, wilayah yang terindikasi hujan lebat disertai petir menghampiri beberapa provinsi, seperti Aceh, Sumatera Utara bagian utara, Sumatera Barat, serta Lampung bagian barat dan utara.
Di Pulau Jawa, kondisi ini akan terjadi di beberapa titik, di antaranya Banten; bagian selatan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang; Jawa Barat bagian barat dan selatan; Yogyakarta; Jawa Tengah; dan Jawa Timur.
Kondisi serupa juga akan menghampiri Kalimantan, yaitu Kalimantan Utara; Kalimantan Timur bagian utara; Kalimantan Barat bagian utara; Sulawesi Barat; dan Sulawesi Selatan. Cuaca ekstrem itu juga akan melanda Papua bagian utara.
Yunus mengimbau masyarakat waspada dan berhati-hati terhadap dampak dari cuaca ekstrem itu, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, serta jalan licin. Selain itu,
Bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, dan masyarakat di wilayah pesisir, diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi. “Gelombang tinggi diperkirakan berada pada 2,5-4,0 meter di Samudra Hindia selatan dan Sumatera hingga selatan Jawa,” ujar Yunus. (ar)
Leave a Reply