Divonis Bersalah, Politisi Belanda Anti Islam Tidak Dihukum

geert wilders
Share :

ragamlampung.com — Politisi Belanda yang selalu menyuarakan anti-Islam, Geert Wilders, dinyatakan bersalah oleh pengadilan karena menghina satu kelompok dan memicu diskriminasi.

Pemimpin Partai Kebebasan (PVV) kontroversial itu pernah memicu amarah kaum Muslim tahun 2011 lalu yang menyerukan larangan Al Quran. Ia juga pernah menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW.

Meski dinyatakan bersalah, Wilders tidak dihukum karena pengadilan beralasan vonis bersalah itu sudah cukup untuk menghukum seorang anggota parlemen.

Hakim Hendrik Steenhuis seperti dilansir bbc, Jumat (9/12/2016), mengatakan, kesalahan Wilders adalah ketika mengatakan kepada para pendukung partainya, Maret 2014, bahwa dia akan menjamin lebih sedikit orang Maroko di Belanda.

Vonis ini ditetapkan setelah sidang selama tiga minggu yang dipicu oleh 6.400 laporan kepada polisi tentang komentarnya dalam kampanye pemilihan lokal dua tahun lalu.

Wilders tidak datang dalam pengadilan yang digelar di dekat kota Amsterdam, yang berlangsung tiga bulan sebelum pemilihan umum. Menanggapi itu, melalui pesan Twitter, Wilders mengatakan akan mengajukan banding.

Wilders berulang kali membantah dakwaan tersebut dengan alasan melakukan tugasnya sebagai pemimpin politik dengan menunjuk masalah di masyarakat.

Hakim Steenhuis menegaskan bahwa kebebasan berbicara tidak sedang diadili, seperti dituduhkan oleh Wilders. “Kebebasan berbicara adalah satu landasan dari masyarkat demokratis kita,” kata hakim. “Kebebasan berbicara bisa dibatasi, misalnya, untuk melindungi hak dan kebebasan orang lain, dan begitulah kasus ini,”

“Jika kita, Belanda, tiba-tiba menjadi rasis karena ingin Suertepit tetap menjadi hitam… jika kita menjual kebebasan berbicara, maka negara yang indah ini akan terkutuk.”

Geert Wilders yang juga disebut-sebut calon Perdana Menteri (PM) Belanda itu bersumpah menutup semua masjid dan melarang kitab suci Al Quran di negaranya jika terpilih sebagai pemimpin Belanda. Sumpah itu dia sampaikan dalam manifesto seruan “de-Islamisasi” Belanda.

“The Netherlands is ours again (Belanda milik kita lagi),” demikian judul manifesto yang diluncurkan politisi Dutch Freedom Party (PVV) tersebut. Wilders selama ini dikenal sebagai politisi sayap kanan yang anti-Islam.

Manifesto satu halam dengan 11 poin itu dia terbitkan hari Kamis. Manifesto itu sudah lama dia siapkan untuk dipublikasikan menjelang Pemilu Belanda bulan Maret tahun depan.

Beberapa poin dokumen manifesto Wilders antara lain seruan penutupan semua masjid dan sekolah Islam, larangan kitab suci Alquran, dan larangan masuk bagi imigran asal negara-negara Islam.

Melarang jilbab di depan umum juga diusulkan dalam manifesto tersebut. ”Serta larangan semua ekspresi Islam yang melanggar ketertiban umum”. (ar)

Share :