Pembelaan Ahok Sampai ke New York

sidang kasus penistaan agama di pengadilan negeri jakarta pusat, selasa (13/12/2016)
Share :

ragamlampung.com — Sidang perdana penistaan agama dengan terdakwa calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok), Selasa (13/12/2016), menarik perhatian hingga dunia luar.

Situs berita ternama Amerika Serikat, The New York Times memberitakan persidangan itu dengan judul “Gubernur Jakarta Menangis saat Sampaikan Pembelaan di Persidangan”.

Dilansir Rabu (14/12/2016), New York Times memulai artikel mereka dengan menuliskan pandangan berbagai pengamat politik yang menyatakan bahwa kasus ini merupakan cara para lawan politiknya agar sang calon petahana tidak kembali terpilih.

Para pembenci Ahok, tulis artikel itu, juga melakukan semacam penghasutan agar Ahok tidak dipilih karena beragama Kristen dan beretnis Tionghoa. Bahkan, New York Times juga melampirkan video pembelaan Ahok dalam halaman berita itu.

Adanya politikus busuk yang disebut Ahok dalam persidangan nampaknya juga menjadi perhatian New York Times. Mereka menuliskan tentang poltikus tak bermoral pada paragraf kelima yang disebut memanfaatkan ayat suci untuk meraih kekuasaan.

Di paragraf selanjutnya, New York Times membandingkan kondisi demokrasi saat ini dengan era Soeharto. Menurut mereka, setelah puluhan tahun dipimpin oleh pemerintahan otoriter, demokrasi Indonesia mengalami perbaikan setelah datangnya era reformasi.

Di era ini, toleransi dijunjung tinggi, bahkan Indonesia melarang adanya provokasi yang bernada suku, ras dan agama dalam upaya menjaga ketertiban umum.

Menurut New York Times, Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya telah lama menganggap Indonesia sebagai salah satu negara dengan toleransi beragama terbaik. Namun, adanya kasus ini dianggap dapat mengancam reputasi itu.

Analis politik Douglas Ramage mengatakan kalau banyak orang memanipulasi ras dan agama, untuk mendapatkan keuntungan politik.

Mereka juga mengutip pernyataan putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid. Yenny yang juga merupakan Ketua Dewan Agama dan Pluralisme Indonesia-Amerika mengatakan bahwa akibat provokasi yang dilakukan orang tak bertanggungjawab, masyarakat Indonesia saat ini mengalami sebuah ketakutan.

Yenny menambahkan beberapa orang mengatakan bahwa orang Tionghoa sudah menguasai bisnis di Indonesia, mereka khawatir perpolitikan di dalam negeri juga akan “dikuasai”.

New York Times juga menyoroti adanya kelompok-kelompok Islam yang menuntut pergantian sistem pemerintahan yang mereka anggap sekuler dengan dasar negara Islam. Kelompok-kelompok ini juga yang mengorganisasi dua aksi besar yaitu 411 dan 212 yang menuntut dipenjarakannya Ahok.

Menurut mereka, baik Ahok maupun Jokowi menuduh pihak oposisi berada di balik protes itu. Mereka dianggap mengambil keuntungan dari kemarahan Islam untuk menghasut kekerasan. Namun, tudingan itu dibantah oleh para petinggi partai oposisi. (ar)

Share :