ragamlampung.com — Keajaiban alam dunia yang kedelapan mungkin segera ditemukan kembali, setelah 131 tahun dikubur letusan gunung berapi. Pada pertengahan 1800-an, teras merah muda dan putih di Danau Rotomahana, Pulau Utara, Selandia Baru, memiliki daya tarik luar biasa bagi wisatawan dari seluruh dunia. Tapi, teras – kolam cascade itu secara dramatis turun ke perairan beriklim danau – hilang dalam letusan Gunung Tarawera tahun 1886.
Dua periset yakin telah menemukan lokasi teras yang terkubur di bawah 10-15 meter di bawah permukaan, di bawah lapisan lumpur dan abu. Tapi, diperlukan survei arkeologi penuh untuk menggali lokasi tersebut.
“Mereka (teras) menjadi daya tarik wisata terbesar di belahan bumi selatan dan kerajaan Inggris. Tapi, tidak pernah disurvei oleh pemerintah saat itu, jadi tidak ada catatan garis lintang atau bujurnya,” kata Rex Bunn, salah satu peneliti, seperti dilansir The Guardian, Selasa (13/6/2017).
Bunn dan Dr Sascha Nolden percaya bahwa teras itu tidak dihancurkan atau didorong ke dasar danau, seperti yang dikatakan penelitian sebelumnya, namun dikuburkan di tepi danau.
Kedua penelitia itu menganalisis menggunakan buku harian lapangan ahli geologi Jerman-Austria Ferdinand von Hochstetter, yang berisi deskripsi rinci tentang lokasi teras sebelum letusan 1886, untuk menentukan tempat peristirahatan mereka yang mungkin.
“Penelitian kami bergantung pada satu-satunya survei yang pernah dilakukan di Selandia Baru. Karena itu, kami yakin kartografi itu masuk akal,” kata Bunn. “Hochstetter adalah seorang kartografer yang sangat kompeten.”
Leave a Reply