Bertaruh Nyawa Bantu Anak-Anak Sekolah

Share :

ragamlampung.com — Selama lima tahun ini Sersan Kepala (Serka) Darwis dan anak-anak sekolah, tiap hari harus bertaruh nyawa. Babinsa Lalusua, Korem 143/HO Kendari itu membantu anak-anak yang hendak sekolah menyeberangi derasnya arus sungai.

Yang jadi persoalan adalah alat yang digunakan hanya berupa tali slag, selembar papan, dan bambu.

Sungai di Desa Maroko, Kecamatan Wawo menuju Desa Tinakari, Kecamatan Ranteangin, Kolaka Utara, saat kemarau memang dangkal, yakni sekitar 2 meter. Tapi, saat musim hujan ketinggian air bisa mencapai 6 meter.

Anak-anak desa itu yang bersekolah SD sampai SMA tak punya jalan lain selain menyeberangi sungai. Sayangnya, sudah puluhan tahun tak pernah ada jembatan layak. Dulu mereka menggunakan rakit, tapi karena membahayakan, akhirnya membuat penyeberangan dengan tali.

“Satu kali seberangkan anak-anak untuk sekolah bisa tiga orang, bahkan anak kecil saya gendong dengan pakai sarung. Supaya aman, tali dililitkan di badan anak-anak kalau mau nyeberang,” kata Serka Darwis, kepada Tribunnews, Sabtu (5/8/2017).

Darwis ikhlas membantu anak-anak supaya bisa bersekolah, tapi di lain sisi, cara seperti itu berisiko besar. Anak-anak juga terutama pelajar SD takut menyeberang saat musim hujan.

“Kalau cuaca bagus bisa dibantu sama kakak-kakaknya, kalau cuaca buruk saya harus ada di situ karena berbahaya,” kata Darwis.

Ketiadaan jembatan layak penghubung dua desa itu menyulitkan warga dan petani. Agar bisa menjalankan aktivitas sehari-harinya, warga setempat hanya bisa menggunakan cara seperti itu.

 

Share :