Derita Tiada Akhir Petani Singkong

Share :

ragamlampung.com — Kesulitan petani singkong di Kabupaten Tulangbawang Barat belum mereda selama 2 tahun terakhir. Pemerintah mengimpor sagu yang mengakibatkan harga singkong merosot. Kini, kesulitan bertambah setelah pabrik menaikkan potongan kadar air singkong meski telah tergolong tua.

Keterangan yang dihimpun, Minggu (17/9/2017), harga singkong di tingkat petani Rp895 sampai Rp920/kg. Yang membuat resah petani karena potongan kadar air mencapai 20 persen dari sebelumnya 13-14 persen.

Handi (33) dan Sokrin (36), petani setempat, mengatakan, tiap satu hektar panen singkong hanya memperoleh 20-30 ton. Jika harga Rp900 dikurangi potongan kadar air 20 persen, petani menerima hanya Rp720/kg.

Harga itu dikurangi lagi ongkos cabut dan ongkos angkut mencapai Rp220/kg, maka yang tersisa hanya Rp500/kg. Jumlah itu kembali dikurangi biaya operasional pencabutan singkong mencapai Rp15 ribu dan biaya tips ke satpam serta keamanan. Jadi yang tersisa sekitar Rp480/kg.

Jika panen 30 ton per hektare , petani hanya memperoleh sekitar Rp14 juta, dikurangi biaya penanaman Rp8 juta/ha. Pendapatan tersebut diperoleh masyarakat setelah menunggu selama satu tahun.

“Jadi, kalau hanya Rp6-7 juta keuntungan petani dibagi 12 bulan, hanya Rp583 ribu per bulan,” kata Hendri (38), petani di Gunungkatun Tanjungan.

Harga singkong pernah mencapai Rp1.000-1.250/kg. Sejak 3 tahun lalu di bawah Rp950. (ar)

Share :